"Dari laporan warga, memang ada 3 harimau yang sering berkeliaran di sekitar situ," ungkapnya.
Menurut Sadi, harimau Sumatera ini sudah dua kali masuk perkampungan warga di Pekon Sedayu.
Mereka nekat masuk perkampungan karena letak pekon tersebut memang berbatasan langsung dengan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
TNBBS ini diketahui memang merupakan salah satu habitat satwa liar seperti harimau Sumatera, gajah, beruang, dan jenis hewan liar lainnya.
BACA JUGA:Bebas Bersyarat, Azis Muncul di Rakorda Golkar Lampung
Terkait masalah masuknya harimau Sumatera ke perkampungan warga, Sadi mengaku, sudah berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Konflik Satwa Liar.
Sadi juga mengimbau kepada masyarakat di Pekon Sedayu untuk lebih waspada dan berhati-hati.
"Jika masyarakat akan berkebun harap membawa teman, jangan sendiri, dan lebih berhati-hati.
BACA JUGA:Pasutri Difabel Tertemper Kerta Api
Jangan pulang larut malam untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," imbaunya.
Sebelumnya, konflik harimau-manusia juga terjadi di wilayah Pesisir Selatan.
Pada awal November 2023 lalu, harimau Sumatera juga sempat masuk pemukiman warga Kebudu, Pekon Negeri Ratu Tenumbang, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar).
Hewan bernama latin panthera tigris sondaica ini bahkan sempat memangsa ternak milik warga.
BACA JUGA:Satu Rumah Tersambar Petir
Akibatnya masyarakat setempat menjadi takut dan khawatir ketika pergi berkebun.
“Warga kita terutama yang memiliki lahan perkebunan di wilayah Kebudu Pekon Negeriratu Tenumbang itu sampai sekarang masih khawatir dengan keberadaan Harimau Sumatera itu,” kata Camat Pesisir Selatan, Mirton Setiawan, Rabu 22 November 2023 lalu.