Tim Gabungan Pasang Kamera Trap Pantau Pergerakan Harimau

--
LEMONG – Menyusul laporan dari warga terkait kemunculan hewan buas yang diduga harimau dan telah memangsa dua ekor kambing milik warga di Pekon Suka Mulya, Kecamatan Lemong, Pesisir Barat (Pesbar), tim gabungan langsung bergerak cepat dengan melakukan pemasangan kamera trap di sekitar lokasi kejadian.
Tim yang terdiri dari personel Satgas, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS), Wildlife Conservation Society (WCS), Wildlife Rescue Unit (WRU), serta unsur TNI dari Koramil Lemong, yang turut didampingi oleh aparat pekon dan masyarakat sekitar.
Kepala UPTD KPH Pesbar, Dadang Trianahadi menyampaikan, pemasangan kamera trap pertama kali dilakukan pada Selasa sore, 23 September 2025.
Namun, lokasi dan arah tangkapan gambar dari kamera tersebut sempat disesuaikan kembali karena hasil tangkapan visual sebelumnya tidak fokus atau tidak mengarah ke jalur lintasan yang diduga dilalui oleh satwa liar tersebut.
“Pemasangan kamera trap ini merupakan salah satu langkah awal dalam upaya identifikasi dan pemantauan pergerakan satwa buas yang diduga merupakan harimau. Langkah ini penting untuk memastikan keberadaan satwa tersebut secara visual agar dapat diambil tindakan selanjutnya secara tepat,”kata dia.
Dijelaskannya, keberadaan hewan buas tersebut sudah sangat meresahkan masyarakat, terutama para peternak dan pekebun yang beraktivitas di sekitar kawasan hutan.
“Oleh karena itu, tim gabungan bergerak cepat agar tidak terjadi konflik yang lebih besar antara manusia dan satwa liar,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di Pekon Suka Mulya dan sekitarnya untuk tetap waspada dan mengurangi aktivitas yang tidak perlu di kawasan hutan, terutama pada waktu-waktu rawan seperti pagi dan sore hari.
“Kami minta masyarakat, khususnya yang beraktivitas di kebun, agar tidak pergi seorang diri. Setidaknya ada teman yang mendampingi, guna menghindari potensi ancaman dari satwa liar,” terangnya.
Menurutnya, upaya pemasangan kamera trap itu juga menjadi bagian dari pendekatan konservasi dan mitigasi konflik yang lebih luas, yang selama ini menjadi fokus berbagai pihak dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta keselamatan masyarakat.
“Kegiatan ini pun dilakukan dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian alam, sesuai dengan wilayah kerja TNBBS sebagai kawasan konservasi,” pungkasnya. (*)