Korban Tewas Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 54 Orang

Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian korban di lokasi reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, Senin (6/10/2025).--
SIDOARJO – Jumlah korban jiwa akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, kembali meningkat.
Hingga Senin (6/10) dini hari, tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan mencatat total 54 orang meninggal dunia, termasuk lima bagian tubuh manusia yang ditemukan terpisah di lokasi reruntuhan.
Penemuan korban terbaru dilakukan sekitar pukul 03.35 WIB di sisi utara area musala yang sebelumnya sulit dijangkau alat berat karena tertutup tumpukan beton tebal.
Direktur Operasi Basarnas membenarkan adanya penambahan jumlah korban.
“Jumlah korban meninggal kini menjadi 54 orang, termasuk lima potongan tubuh manusia,” ujarnya dalam laporan resmi yang diterima pada Senin pagi.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu (5/10/2025) malam melaporkan 49 korban meninggal dunia, di antaranya empat potongan tubuh.
“Dengan temuan tersebut, total korban meninggal mencapai 49 orang dan masih ada 14 orang lagi yang belum ditemukan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Memasuki hari kedelapan pasca-runtuhnya gedung tiga lantai tersebut, tim gabungan telah mengevakuasi 158 korban.
Sebanyak 104 orang berhasil diselamatkan, sementara 54 lainnya dinyatakan meninggal dunia, termasuk bagian tubuh yang belum teridentifikasi.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menjelaskan bahwa potongan tubuh yang ditemukan masih harus melalui proses identifikasi lebih lanjut.
“Belum bisa dipastikan apakah potongan tubuh yang ditemukan saling berkaitan atau berasal dari individu yang sama. Untuk sementara, semuanya tetap dihitung satu per satu,” jelasnya di lokasi evakuasi.
Nanang menambahkan, pihaknya tidak dapat mengungkapkan secara rinci bagian tubuh yang dimaksud.
"Itu nanti disampaikan oleh tim DVI Polda Jawa Timur setelah proses identifikasi,” imbuhnya.
Seluruh jenazah dan potongan tubuh dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses pemeriksaan DNA serta pencocokan data antemortem keluarga korban.