Pihaknya mengimbau dan mengingatkan masyarakat yang memiliki lahan perkebunan di lokasi untuk tetap waspada dan berhati-hati jika hendak ke lahan perkebunan atau saat melintas di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Chandra Inn Berbagi Kasih di SLB Pelita Kasih
“Begitu juga jika ada warga yang tinggal di lahan perkebunan yang memiliki hewan ternak seperti kambing dan sapi, diharapkan untuk segera diamankan atau dipindahkan ke tempat lain,” jelasnya.
Menurut dia, persoalan harimau Sumatera yang berkeliaran di lokasi lahan perkebunan ini sudah dilaporkan ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Pesisir Barat.
“Sudah dilaporkan. Berdasarkan informasi tim dari KPH sudah melakukan pengecekan ke lokasi. Kita berharap secepatnya bisa kondusif kembali,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD KPH Pesbar, Dadang Trianahadi mengatakan, sebelumnya Tim KPH memang sudah mendapat laporan mengenai dugaan hewan ternak yang dimangsa harimau Sumatera di wilayah Kebudu, Pekon Negeri Ratu Tenumbang tersebut. Berdasarkan dari hasil pengecekan di lokasi saat itu bahwa secara umum kondisi di Dusun tersebut terdapat sekitar 60 Kepala Keluarga (KK).
“Di wilayah itu juga terdapat hewan ternak yakni tujuh ekor sapi, delapan ekor kambing, dan unggas seperti ayam serta lainnya, yang memang masyarakat di wilayah itu mayoritas berkebun, baik sawit, karet, damar, jengkol, dan sebagainya,” terangnya.
Ditambahkan, kondisi kebun warga diwilayah itu mayoritas dirawat dan sebagian lainnya terlantar atau belukar dengan tutupan lahan menyerupai hutan sekunder. Sedangkan, kondisi kebun di TKP hewan ternak yang diduga dimangsa harimau Sumatera itu dengan luas 12 hektare dengan rincian dua hectare lahan masih belukar, dan 10 hektare ditanami cengkeh, dan tanaman lainnya.
“Sebagian wilayah itu di pagar kawat setinggi 1,3 meter, sebagian lain belum dipasang pagar kawat dan berbatasan dengan lahan yang tidak terawat,” jelasnya.
Diterangkan Dadang, konflik harimau dengan manusia itu bermula pada Selasa 7 November 2023 sekitar pukul 05.00-06.30 Wib, seekor anak sapi jantan usia 5-6 bulan yang diketahui milik Hi. Husni dimangsa harimau Sumatera.
Dari pengecekan, sekitar 76 meter dari TKP ditemukan bangkai anak sapi tersebut dan tapak Harimau Sumatera, serta percikan darah dijalur akses Harimau Sumatera tersebut.
“Saat pengecekan, petugas juga melakukan observasi TKP dan kondisi lahan sekitar TKP, dokumentasi dan pengambilan koordinat,” ungkapnya.
Ditambahkan, untuk menghindari kerugian lebih besar, pihaknya berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Peratin setempat.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tidak sendiri saat berkebun di kawasan hutan.
Untuk sementara, warga diimbau tidak menginap atau bermalam di pondokan dalam hutan.
“Selain itu, masyarakat yang memiliki peliharaan ternak (kambing, sapi dan lainnya) di dalam hutan agar dibawa turun di kampung, dan diimbau juga agar masyarakat untuk tidak melakukan perburuan satwa karena sebagai sumber pakan Harimau Sumatera,” tandasnya.