Welcome To Tir Na Nog

Jumat 08 Dec 2023 - 23:01 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Rizky Panchanov

Dan setelahnya burung-burung itu bertengger di dahan pohon yang sangat tinggi dengan perkamen yang mulai melayang di dekat burung gagak itu dan dipenuhi aura api di dekatnya, pemuda tadi mencoba melompat mengambil perkamen itu. 

"Dasar burung gagak sialan kembalikan itu. Aku bahkan belum selesai membacanya!!” pemuda itu melakukan hal yang sia-sia.  

Si pemuda mulai lelah dicampur rasa frustasi dia juga tak mungkin memanjat pohon yang sangat tinggi itu karena dia tak tau apakah burung gagak itu akan membakar perkamen itu atau tidak. Seketika burung kolibri di samping gagak itu tadi terbang dan mulai mengeluarkan bola-bola api kecil di belakangnya dan itu bukan lah bola api biasa tapi bola api dengan api berwarna biru, api yang lebih kuat dibandingkan api merah.

“Hei ksatria bodoh! Apakah kau tak mengerti juga kata-kata para peri dan Elf yang terhormat? Yang sudah mengatakan berulang kali padamu JANGAN DENGARKAN PARA NIMFA!!”Ucap burung kolibri di samping gagak itu berteriak dengan suaranya yang halus tapi tak bisa dipungkiri kolibri itu berteriak dengan bola-bola api kecil dibelakangnya.

 

“Bukan maksudku tidak mendengarkan kalian tapi sayangnya aku tak bisa bergerak sama sekali tadi, lagipula apa salahnya mendengarkan mereka yang bahkan tak menyakitiku? Dan kembalikan perkamen itu, sekarang juga!” ucap pemuda itu yang cukup kesal karena 2 ekor burung itu.

“Bodoh, benar- benar bodoh. Apakah kau tau banyak peraturan di tanah ini hah? juga bersikaplah dengan lebih baik di tanah orang lain manusia rendahan!!” Ucap kolibri kecil itu yang segera terbang melesat tepat di depan wajah pemuda itu yang menatapnya dengan kesal. 

 

“Hah.. tak bisakah kau paham manusia bahwa para Nimfa adalah makhluk yang bahkan bisa membunuh kami dan mereka juga sering mengambil makanan milik Elf kami dan jika Elf kami mati maka, semua makhluk di tanah ini juga ikut mati" ucap gagak dengan tenang yang masih bertengger di dahan itu. Secara tak langsung pemuda bodoh itu mulai berpikir bahwa Nimfa tadi tak mungkin melakukan itu tapi dia juga bingung tak mungkin Elf yang sangat terhormat bisa berbohong, tapi sebelum dia menyimpulkan, perkamen tadi sudah terbakar dengan api biru dan pemuda bodoh itu hanya bisa terdiam kaget. 

Abu perkamen itu terbang ke udara  dan segera 2 burung itu terbang pergi ke arah  yang berlawanan dari jalan pemuda itu. Tapi apa yang pemuda itu lakukan setelahnya? Tentu saja dia hanya bisa pasrah dan berjalan ke tujuannya yaitu ‘kegelapan’ . 

Pemuda itu terus berjalan, berjalan, dan berjalan dan tak terasa langit berubah warna menjadi oranye, langit telah dimakan matahari lalu akan segera berpindah di tangan bulan.

 

 Dia merasa aneh juga bingung karena setelah lama sekali dia berjalan menyusuri hutan belum terlihat ‘kegelapan’ yang dimaksud, tapi sesaat dia berpikir  dengan bingung dia telah diselimuti dengan kabut, dia tak bisa melihat apapun di sekelilingnya.

“Sialan, kabut dari mana ini? Pasti ada kaitannya dengan  para Nimfa itu, hah... seandainya aku segera merebut perkamen itu dan membacanya..” Pikirnya dengan wajah kusut, tapi sesaat setelahnya kabut itu menghilang.

 Perasaanya segera lega sekaligus sedikit bingung tapi mau bagaimanapun dia harus segera melanjutkan perjalanan sebelum hari benar-benar gelap. 

Apakah yang akan terjadi selanjutnya hanya dewa Tir na nog yang tau dia yang memberikan harapan akan segera datang dengan kudapan 

Kategori :

Terkait

Jumat 09 Aug 2024 - 21:35 WIB

Untaian Asa

Jumat 02 Aug 2024 - 21:40 WIB

One of the Standards of Beauty

Jumat 26 Jul 2024 - 22:34 WIB

Beda yang Sama

Jumat 19 Jul 2024 - 22:15 WIB

Irreplaceable

Jumat 12 Jul 2024 - 22:20 WIB

Manusia Pilihan