Dia duduk bersandar ke pohon ek tua dan di dekatnya mekar bunga putih tadi, dia menatap bunga itu sambil minum dari kantung airnya yang terbuat dari kulit sapi, selesai itu si pemuda memberikan air juga pada bunga putih itu walau sedikit tapi, hal mengejutkan terjadi, bunga itu menjadi transparan!
“Thank you little man”
Ucap seorang gadis kecil dengan bunga putih sama di sekitar rambutnya yang mekar tapi sayangnya bahasanya itu sangat aneh dan tak pernah dia pelajari. “Mungkinkah itu adalah para... NIMFA?!” Pikir pemuda itu khawatir tapi dia juga penasaran jadi dia mengikuti Nimfa itu ketengah-tengah lapangan dan tetiba muncul para Nimfa berlarian memutari pemuda itu dan bersenandung lesu tapi juga ceria dalam satu waktu, “ini aneh tapi aku menikmatinya” katanya dalam hati.
Mereka mulai berbaris di depannya dan menari juga mulai mengeluarkan not-not musik yang melayang mengikuti gerakan mereka. Mereka mengtakan sesuatu dengan bahasa yang asing di telinga pemuda yang takjub serta bingung itu, dia hanya terdiam terpaku di tengah lapangan rumput itu.
“Bagaimana ini? Apakah mereka Nimfa itu? Aku harus kabur kalau begini, tapi rasanya aku tak bisa lari, seperti yang ada menghentikanku untuk lari, bagaimana ini?” pikirannya dalam hati bertabrakan antara dia takjub juga panik di tempat indah itu.
Kalian pasti bingung jika tak tau tapi akan berpikir keras jika tau, tapi ingat penulis-pun tak sebaik itu untuk memberitahu...
“Beware the fog, beware the time
Beware the woman who gives you smile
If you find yourself, you die
If you find the door, you never find the eye
We are the nymph never tell lie
Now hear our lullaby, hear our pome
Hear our rhyme.. oh, our savior
We warn you, we protect you