“Oh tentu saja, saya sangat senang juga bisa membantu perjalananmu” kata Elf kecil atau penjaga kuil itu tersenyum.
Tentu tak perlu diungkit lagi bagaimana bisa seorang Elf kecil yang tinggal di tengah hutan bisa tau tentang pemuda itu, tentu saja dari para peri atau burung kolobri kecil yang siap memberikan pesan-pesan pada semua warga.
“Jadi, para tetua Elf terus membicarakan ‘kegelapan’ yang harus dikalahkan, sebenarnya ‘kegelapan’ apa yang dimaksud mereka?”
“Hmm, sayangnya saya tak bisa menjelaskan banyak hal tentang ini tapi saya bisa memberikan penggambaran” ucapnya dengan wajah yang cukup serius.
“Baiklah akan saya jelaskan jadi mari kita mulai dari bentuknya. ‘ITU’ adalah sesuatu karena ‘ITU’ tak hidup seperti kita tapi ‘ITU’ ada di dunia ini dan siap untuk membunuhmu, mengonsumsimu, mengoleksi kepalamu yg besar itu dan menggantungnya diatas perapian haha” ucapnya dengan menyengir lalu dia tiba-tiba terdiam dan mulai minta maaf.
“Ah maafkan saya, jangan pikirkan apa yang saya katakan tadi tapi yang anda harus ingat bahwa ‘ITU’ adalah sesuatu yang tak bisa dengan mudah dideskripsikan begitu saja, tapi ‘ITU’ pasti akan mendatangi siapapun yang memiliki niat untuk mendatanginya.” Ucap Elf itu sembari menyeruput tehnya.
“Lalu bagaimana dengan para Nimfa itu? Semuanya selalu memperingatkan diriku, karenanya aku kebingungan sebenarnya apa Nimfa yang mereka selalu peringatkan itu kepadaku?”
“Hah.. banyak hal yang seharusnya tak diketahui oleh manusia sepertimu kau tau” Elf itu menghela napas dan tersenyum kecil.
“Saya bisa menjelaskan dengan sangat detail tentang Nimfa itu tapi sayangnya burung kolibri ada dimana-mana di hutan ini bahkan walau tak ada yang perlu mereka hisap, tapi tetap saja saya akan menjelaskannya dengan singkat saja dan apakah itu tidak apa-apa?” Ucap Elf itu gusar dan sambil menengok ke kanan kiri dan mulai mendekat ke telinga pemuda tadi dan membisikkan sesuatu.
“Ada banyak makhluk di tanah ini dan salah satunya adalah para Nimfa itu yang paling berbahaya bagi dirimu karena mereka akan menari dan bersenandung dengan bahasa yang sangat aneh” setelahnya Elf itu menjauh dan tersenyum kecil walau sepertinya terlintas di matanya kekhawatiran. “Kalau begitu apakah mere-“
“Sshh.. sudah dulu ya manisku..” Elf itu menaruh jari di mulutnya “Manisku, lebih baik kau pergi sekarang sebelum terlambat ya...” ucapnya tersenyum manis. Pemuda itu mengganggukkan kepala dan berdiri sembari diikuti oleh Elf itu, lalu dia membungkuk dan meraih tangan Elf kecil itu dan mencium tangannya.
“Ingatlah penjaga kuil yang terhormat bahwa ksatria ini akan menaklukkan semuanya yang mencoba mengganggu kedamaian di tanah suci ini” tersenyum, dia segera berjalan menjauh dan sebelum berjalan lebih jauh ke dalam hutan pemuda itu melambaikan tangan dan tersenyum berteriak “tunggulah aku Elf kecil penjaga kuil!!”. “percayakah kalian para Elf bahwa kalian akan menang kali ini? Haha, aku akan menang kali ini” Elf itu bicara pada pepohonan.
Lanjut setelah matahari mulai di atas ujung pohon cemara, panas terik adalah siksaan bagi manusia manapun bukan? Ntah ilusi atau bukan yang menanti tak ada yang tau.
Pemuda itu terus berjalan masuk ke dalam hutan sampai ke sebuah lapangan rumput kecil yang terdapat banyak bunga putih cantik.