Jenazah Marsma TNI Fajar Adriyanto Tiba di Rumah Duka Usai Kecelakaan Pesawat Latih di Ciampea

Jenazah Marsma TNI Fajar Adriyanto tiba di rumah duka di Pancoran, Jakarta Selatan, disambut tangis keluarga dan pelayat. -FOTO DISWAY -

BOGOR – Suasana duka menyelimuti rumah duka di Jalan Triloka XI, kompleks TNI-AU, Pancoran, Jakarta Selatan, menyusul wafatnya Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto dalam kecelakaan pesawat latih sipil di Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Jenazah Marsma Fajar Adriyanto tiba di rumah duka pada Minggu sore sekitar pukul 15.22 WIB, menggunakan ambulans Toyota Alphard bernomor polisi B 1088 SHH, dengan pengawalan ketat dari personel TNI AU.
Tangis haru pecah saat keluarga menyambut kedatangan peti jenazah berwarna putih tersebut.
Sejak siang hari, para pelayat mulai berdatangan. Di halaman rumah, terlihat sejumlah karangan bunga belasungkawa, termasuk dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Dirjen Perhubungan Udara Lukman F. Laisa.
Tenda duka dan kursi pelayat telah disiapkan untuk menyambut para tamu yang ingin memberikan penghormatan terakhir.
Pesawat latih jenis Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh sekitar pukul 10.00 WIB di area pemakaman Kampung Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Bogor.
Menurut saksi mata, pesawat terlihat terbang rendah dan sempat berputar-putar sebelum jatuh di dekat lahan perkebunan dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana. Saat kejadian, warga setempat tengah melakukan kerja bakti di sekitar lokasi.
Dalam video amatir yang beredar di media sosial, detik-detik jatuhnya pesawat capung tersebut terekam dengan jelas. Warga terdengar berteriak saat pesawat jatuh ke permukaan tanah.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma TNI I Nyoman Suadnyana, membenarkan bahwa pesawat latih tersebut merupakan milik FASI dan sedang menjalani misi pelatihan dari Lanud Atang Sendjaja (ATS).
“Pesawat FASI tersebut tengah melaksanakan latihan rutin dari Lanud ATS. Kejadiannya sekitar pukul 10.00 WIB, dan saat ini masih dalam proses penyelidikan,” jelasnya.
Pengamat penerbangan Alvin Lie juga mengonfirmasi bahwa pesawat yang jatuh merupakan jenis Microlight Fixed Wing, dan kecelakaan diperkirakan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB.
Insiden tragis ini merenggut nyawa Marsekal Pertama TNI Fajar “Red Wolf” Adriyanto, yang saat itu sedang menerbangkan pesawat. Dalam penerbangan tersebut, ia didampingi oleh Roni Ahmad sebagai peserta latihan. Namun, belum ada keterangan resmi dari TNI AU terkait kondisi Roni Ahmad.
Hingga kini, penyebab pasti jatuhnya pesawat masih dalam penyelidikan pihak berwenang, termasuk tim dari TNI AU dan Lanud ATS.
Mantan Wakapolri Komjen Pol. (Purn) Nanan Soekarna, yang mengungkapkan duka mendalam atas kepergian Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto yang menjadi korban kecelakaan pesawat latih sipil di Ciampea, Bogor, Minggu 3 Agustus 2025.
Ia mengenang sosok almarhum sebagai figur yang sangat berdedikasi dan menjadi inspirasi bagi komunitas penerbang sipil.
 “Ya kebetulan saya polisi, beliau Auri, tapi kita satu hobi, beliau penerbang tempur, kalau kami penerbang sport. Jadi kami belajar bersama-sama dan beliau adalah instruktur kami di penerbang sport, dan beliau yang selalu menyemangati kami para penerbang sport,” ujar Nanan saat ditemui di rumah duka, Jalan Triloka XI, Komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu sore.
Nanan juga menambahkan bahwa Marsma Fajar dikenal sebagai sosok yang rajin dan penuh semangat.
“Dan beliau yang paling rajin, setiap minggu pasti terbang. Maka itu kami sangat kehilangan dan atas nama teman-teman penerbang sport menyampaikan belasungkawa yang tak terhingga untuk beliau. Kita doakan untuk beliau diterima di sisi-Nya, diampuni segala dosa dan kesalahannya,” harapnya.
Nanan mengungkapkan bahwa terakhir kali berkomunikasi dengan Marsma Fajar adalah saat almarhum mengajak mereka terbang di Bandung.
“Kemarin, kemarin ngajak kami terbang di Bandung, minggu lalu di Bandung, hari ini memang di Bogor, tapi kami ada kegiatan otomotif lain, itu aja,” ungkapnya.
Rencananya, jenazah Marsma Fajar Adriyanto akan diberangkatkan ke Malang pada Senin pagi menggunakan pesawat Hercules dan kemudian dimakamkan di Probolinggo.
Perlu diketahui, Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal dunia setelah pesawat latih sipil yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tragis di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
Pesawat jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan nomor registrasi PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dilaporkan jatuh di area pemakaman Kampung Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea.
Menurut saksi mata bernama Sinwan, warga setempat yang berada di lokasi, pesawat sempat terlihat terbang rendah dan berputar-putar sebelum akhirnya jatuh di dekat lahan perkebunan dan pemakaman warga. (disway/c1/abd)

Tag
Share