Indonesia Akan Kelola Uranium sebagai Bahan Nuklir

Radar Lampung Baca Koran--
Putin Peringatkan Perang Dunia III Semakin Dekat
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyiapkan aturan untuk pengelolaan bahan radioaktif berupa uranium di Kalimantan. Uranium ini akan dimanfaatkan sebagai energi baru oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Terkait pengelolaan uranium, saat ini pemerintah sedang menyusun tata perizinannya, lantaran wilayah usaha pertambangan radioaktif membutuhkan pengawasan yang sangat ketat.
Sejumlah pihak yang dilibatkan dalam pembahasan uranium dikelola menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
BACA JUGA: Kementerian PUPR Buka Rekrutmen TPM P3-TGAI
’’Ini kita lagi siapkan PP (peraturan pemerintah)-nya. Mudah-mudahan dari PP tersebut bisa diimplementasikan untuk pemurnian pengolahan bahan radioaktif itu untuk energi," kata Yuliot Tanjung, Wakil Menteri ESDM, saat ditemui di Jakarta.
Diketahui, dalam RUPTL PT PLN periode 2025–2034 dapat diketahui bahwa potensi sumber energi berupa uranium, tenaga air, biomassa, biogas, serta batu bara di Kalimantan Barat (Kalbar). Uranium merupakan bahan bakar utama dalam reaktor nuklir, di mana Kabupaten Melawi, Kalbar, disebut punya potensi uranium sebesar 24.112 ton.
Hanya, pemanfaatan nuklir sebagai energi primer masih menunggu kebijakan pemerintah yang didukung oleh studi kelayakan pembangunan PLTN.
’’Harus ada tim bersama. Ada dari BRIN, kemudian ada dari Bapeten, itu juga ada dari ESDM. Jadi kita juga memperhatikan dari aspek lingkungan," pungkasnya.
Terpisah, dunia tengah berada dalam situasi geopolitik yang sangat genting, dengan konflik terbuka di beberapa kawasan yang meningkatkan risiko pecahnya perang skala besar. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina serta antara Israel dan Iran telah membawa dunia ke ambang krisis global.
Pernyataan keras disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, saat menanggapi eskalasi global yang kian mengkhawatirkan, Sabtu (21/6).
Ia menyampaikan kekhawatiran mendalam mengenai kemungkinan pecahnya Perang Dunia Ke-3. ’’Saya khawatir. Saya mengatakan ini tanpa ironi atau bercanda. Potensi konflik global sangat besar. Perang di Ukraina, krisis di Timur Tengah, dan situasi di sekitar fasilitas nuklir Iran sangat mengkhawatirkan,” ujar Putin.
Dalam pidatonya, Putin kembali menegaskan pandangannya bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu bangsa. “Saya sudah katakan berkali-kali, saya yakin rakyat Rusia dan Ukraina adalah satu. Dalam konteks ini, seluruh Ukraina adalah milik kita,” ujarnya dengan nada nasionalistik.
Pernyataan ini memperkuat posisi Kremlin yang masih mempertahankan klaim atas empat wilayah Ukraina yang telah dianeksasi, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.