BANDARLAMPUNG - Proyek pembangunan jembatan penyeberangan orang Masjid Al Furqon, Bandarlampung, jadi sorotan publik. Proyek jembatan penghubung gedung parkir Pemkot Bandarlampung dan Masjid Al Furqon itu dinilai tokoh pemuda Christopan Deswansyah tidak efektif dan menyakiti hati masyarakat.
Dia menilai jembatan itu nantinya hanya dinikmati oleh pegawai Pemkot Bandarlampung atau segilintir orang lain. Bukan masyarakat secara luas.
Dalam pernyataannya yang dikutip dari lampungbarometer.id, Sabtu, 13 Januari 2024, Ketua DPC Pemuda Pancasila Bandarlampung ini juga menyoal analisis mengenai dampak lingkungan atau amdal. Selain itu, menurutnya, analisis dampak lalu lintas juga perlu dikaji lebih mendalam.
BACA JUGA:AKBP Erwin Irawan Resmi Wakapolresta Bandarlampung, Ini Pesan Kapolresta!
Pembangunan tiang jembatan, lanjut dia, membuat badan jalan menyempit.
Sedangkan volume kendaraan tambah padat. Hal ini membuatnya mewanti-wanti agar pembangunan jembatan tidak justru membikin arus lalu lintas jadi terganggu.
Namun, pandangan berbeda disampaikan praktisi usaha, Hi. Ardiansyah, S.H. Menurutnya, untuk memahami sebuah rencana pembangunan harus memahami pula secara hukum tentang dasar pemikiran pembangunan jembatan itu.
Dalam penilaian Ketua Dewan Pertimbangan Apindo Lampung itu, jika merujuk pada rancangan, pembangunan jembatan tidak hanya berfungsi sebagai jembatan penghubung. ’’Apalagi dengan memahami bahwa itu hanya dimaksudkan untuk memudahkan pegawai pemkot melakukan salat di Masjid Al Furqon. Saya rasa tidak betul,” kata Bang Aca –sapaan akrabnya– kepada wartawan, Senin (15/1).
BACA JUGA:Aksi Tawuran Dua Kelompok Pelajar di Bandarlampung Viral
Pembangunan jembatan itu juga dimaksudkan untuk menjadikan kawasan masjid dan sekitarnya jadi kawasan wisata yang baik. ’’Dan ini kan juga merupakan konsep pembangunan yang harus dipahami secara grand design-nya. Sementara kita tahu bahwa kawasan itu telah menjadi kawasan kuliner yang cukup ramai. Karena itu, pemkot ingin memberikan nilai tambah agar kawasan itu betul-betul bisa jadi kawasan kuliner berbasis wisata,” kata jurnalis pemegang press card number one itu.
Jika merujuk lagi pada desain jembatan, lanjutnya, jembatan penyeberangan itu juga akan dihiasi dengan ornamen yang menarik. ’’Jadi bisa jadi pemandangan yang indah. Dan kawasan itu juga cukup ramai. Terutama pada malam hari. Bahwa akan memberikan sebuah warna baru. Masyarakat bisa berkumpul selain memang ada fungsi jembatan lintas bagi orang yang akan beribadah,” kata ketua Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi Lampung ini.
Hal lain yang perlu dipahami, lanjut Bang Aca, bahwa kawasan Masjid Al Furqon juga akan ditata jadi kawasan wisata berbasis religi.
Sehingga pembangunan jembatan jadi salah satu faktor pendukung yang mendukung kawasan masjid Al Furqon jadi kawasan wisata religi yang indah.
Diakui Bang Aca dalam sebuah pembangunan membutuhkan biaya yang besar. Tetapi, hal ini adalah konsekuensi logis.
’’Sehingga tidaklah tepat apabila ada penilaian bahwa pembangunan itu adalah sikap menghambur-hamburkan uang. Karena memang jelas jembatan itu memiliki manfaat. Dan saya men-support pembangunan jembatan itu agar diselesaikan sehingga betul-betul menjadi seperti apa yang sudah dirancang dan direncanakan,” katanya.