Sebuah Kutipan Singkat
-Ilustrasi Freepik -
BACA JUGA:Ku Tak Takut Senior
***
Cahaya matahari masuk menembus tirai kamarku, membuat mata terasa silau. Perlahan aku membuka mata. Aku melihat kearah jam. Oh tidak aku kesiangan. Rasanya seperti baru tidur satu jam. Dengan cepat aku beranjak dari kasur, mengambil handuk untuk mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah.
Yaffa selalu menungguku di taman setiap hari, dan memang aku yang memintanya. Tapi untuk pagi ini aku tidak melihat batang hidungnya. Apakah hari ini ia tidak masuk? Tapi bukankah Yaffa adalah anak ambisius yang tidak pernah mau ketinggalan mata kuliah? Bahkan jika ia sakit pun akan tetap memaksa masuk kuliah, walapun aku sudah menceramahinya.
Aku mencoba menghubunginya. Namun, tidak bisa dihubungi. Ada apa dengan teman ku satu ini? Tidak seperti biasanya. Lalu aku memutuskan untuk masuk ke kelas. Saat langkahku sudah memasuki ruang kelas, tidak ada sosok Yaffa di dalam. Beberapa anak kutanyakan tentang keberadaanya, namun mereka pun tidak melihat. Ah sudahlah. Aku akan menghubunginya kembali nanti.
Namun saat pembelajaran, Yaffa masuk kelas dan meminta maaf kepada dosen karena terlambat. Namun, apa yang membuatnya terlambat masuk kelas?
“Yaff! Lo abis dari mana? Tumben telat masuk?“ Tanyaku bisik-bisik. Ia hanya tertawa kecil. Lalu aku kembali fokus dengan pembelajaran.
***
Jam menunjukan pukul 13.00. Setelah sholat Dzuhur, aku bersama Yaffa pergi kerestoran dekat kampus. Yaffa yang sedang asik dengan teleponnya membuatku kesal.
“Yaff, lo mau pesen apa?“ Tanyaku sambil membuka halaman menu.
Tak ada respon dari Yaffa.
“Astaga, lo ngapain sih sibuk amat kayaknya!“
“Eh iya iya, terserah aja deh gue “
“Lo dari tadi hp aja yang diliat. Tumben-tumbennya ada makanan kagak semangat.“ Yaffa yang tau aku sedang marah, langsung menaruh teleponnya ke dalam tas dan memesan makanan serta minuman.
“Eh, Cak, tapi gue ga bisa lama-lama. Ada urusan mendadak.“