Sebuah Kutipan Singkat

-Ilustrasi Freepik -

“Cak, tadi gue naruh boneka kesukaan lo, terus gue taruh kue buatan gue sendiri di kamar lo. Sengaja buat kejutan kedua gue.“ 

“ Lah kok bisa ilang? “

“Yah, padahal pertama kali gue berhasil buat kue itu, Cak.“ 

Ekspresi Yaffa berubah sedih.

“Ya udah, Yaff, ga pa-pa, next time lo buatin gue yang lebih enak lagi.“

Aku mencoba menenangkan Yaffa.

“Tapi, bisa tiba-tiba ilang tuh gimana ceritanya. Rumah lo ada hantunya kali Cak. Kebesaran rumah sih. Isi cuman dua orang.“

“Enak aja. Rumah gue suci dari setan.“ 

“Dah yuk, makan aja laper gue.“ Kata Yaffa sambil memegang perutnya. 

***

Kejadian tadi siang tidak bisa kulupakan begitu saja. Ini bukan kisah horror atau kisah dongeng. Lalu, siapa yang mengambilnya? Terdengar aneh sebuah boneka dan kue yang menghilang secara tiba-tiba. Aku kembali melihat meja di kamarku. Tak ada tanda-tanda apapun. Tapi, aku melihat sebuah jejak kaki kecil, seperti jejak anak kecil berusiaa 7 tahun. Namun tidak begitu jelas bentuknya. Apakah ia hantu? Khayalanku sudah sangat tinggi, tetapi untuk membuktikannya aku pun tidak tahu caranya. 

Aku melihat jendela kamarku. Terbuka lebar. Apakah sebelumnya aku yang membuka jendela ini? Tapi seingatku, aku sama sekali belum menyentuh jendela. Tapi jika ia maling, mengapa ia tidak mengambil benda yang lebih berharga dibanding dengan sebuah boneka dan kue? Sangat aneh. 

***

Pagi ini aku merasa badanku tidak sehat. Aku meminta Bi Dian untuk membawakanku bubur dan susu hangat. Agar tubuhku sedikit segar aku memutuskan untuk mandi air hangat. 

“Mbak, makanannya Bibi taruh di meja ya.“ Kata Bi Dian dari balik pintu kamar mandi.

Tag
Share