PRINGSEWU - Muhammad Farid Abdilah (3,5), warga RW 3 Pekon Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, ditemukan dalam kondisi tewas di aliran Way Nenep, Selasa (12/3) sekitar pukul 09.30 WIB. Korban yang mengenakan kaus merah-biru bergambar Spiderman itu diduga hanyut di sungai tersebut.
Tubuh korban ditemukan sekitar 1 kilometer dari rumahnya. Di mana, kediaman korban dari aliran Way Nenep sekitar 10–15 meter.
’’Jasad korban dibawa ke rumah orang tuanya untuk dilakukan proses pemakaman,” kata Kapolsek Gadingrejo AKP Nurul Haq.
BACA JUGA:Pawai Ogoh-Ogoh di Pringsewu, Semua Unsur Dilibatkan dalam Pengamanan
Nurul Haq menyatakan, korban bernama Muhammad Farid Abdilah. “Kami menduga sebab meninggalnya korban murni kekurangan oksigen akibat tenggelam. Meski demikian, kami masih terus menyelidiki sebab korban sampai bisa hanyut di sungai,” ujarnya.
Nurul Haq mengatakan, pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah TKP. ’’Berdasarkan pemeriksaan tim Inafis Satreskrim Polres Pringsewu dan para medis, di tubuh korban tidak ditemukan tanda bekas kekerasan,’’ ungkapnya.
BACA JUGA:Terbang Perdana Rabu, Ini Harga Tiket Pesawat Maskapai Susi Air di Bandara M. Taufiq Kiemas
Sebelumnya sekitar satu bulan lalu di Kecamatan Gadingrejo juga seorang balita tewas akibat hanyut. Ahmad Kafi (4) yang awalnya dikabarkan hilang ternyata tersangkut di gorong-gorong, Senin (6/2) sekitar pukul 16.00 WIB. Diduga si bocah malang tersebut hanyut di selokan air (drainase) ketika mandi hujan. Sempat dibawa ke poliklinik dan dirujuk ke rumah sakit, namun nyawa bocah asal Desa Karangrejo, Kecamatan Negerikaton, Pesawaran, itu tak tertolong.
“Korban hilang bukan karena diculik, melainkan hilang karena terbawa arus selokan ketika mandi hujan bersama sejumlah teman-temanya,” kata
Kapolsek Gadingrejo AKP Nurul Haq beberapa waktu lalu.
Nurul Haq mengatakan, korban yang sedang main ke rumah neneknya di Pekon Wonodadi, Kecamatan Gadingrejo, bersama teman-temannya mandi hujan. Setelah dilakukan pencarian ternyata diketahui sekitar pukul 18.00 WIB dalam posisi tersangkut di dalam gorong-gorong depan rumah warga yang tidak jauh dari rumah neneknya. Warga berupaya melakukan evakuasi. Karena tersangkut di bagian tengah gorong-gorong, tubuh korban sulit dikeluarkan.
“Proses evakuasi menelan waktu hampir setengah jam, tubuh korban baru bisa diselamatkan setelah gorong-gorong dihancurkan,’’ ungkap Nurul Haq.
Saat ditemukan, kata Nurul Haq, korban yang sudah dalam kondisi lemas dibawa ke Klinik Kosasih Gadingrejo dan dirujuk ke Rumah Sakit Mutiara Hati.
“Pada pukul 19.06 WIB, korban dinyatakan sudah meninggal dunia,” tegasnya. (sag/c1/ful)