MATARAM – Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Nusa Tenggara Barat (NTB), Sahlan M. Saleh mengungkapkan penjualan tiket MotoGP Mandalika 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 3–5 Oktober mendatang masih jauh dari harapan.
Hingga akhir September ini, nilai transaksi paket resmi yang dikelola Astindo baru mencapai sekitar Rp600 juta.
Angka tersebut merosot tajam bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana dua pekan sebelum balapan, penjualan bisa menembus Rp6 hingga Rp7 miliar.
Sahlan menuturkan, keterlambatan pemberian hak akses penjualan menjadi salah satu penyebab utama.
Astindo baru memperoleh login resmi pada September 2025, padahal tiket sudah mulai dipasarkan sejak Februari lalu.
“Waktu yang diberikan kepada kami hanya sekitar satu bulan. Kalau sejak Februari sudah bisa dikelola, tentu hasil penjualannya akan berbeda,” ujarnya, Selasa (23/9).
Astindo ditunjuk sebagai mitra resmi penjualan paket MotoGP Mandalika baik untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri.
Namun, minat pembeli dari mancanegara masih minim, sedangkan mayoritas peminat berasal dari penonton lokal.
Dari kategori tiket, tribun grandstand menjadi yang paling laris.
Selain persoalan teknis, Sahlan juga menekankan lemahnya promosi.
Menurutnya, publikasi MotoGP Mandalika jauh tertinggal dibandingkan dengan ajang serupa di luar negeri.
“Kalau di Sepang, Malaysia, atau Formula 1 di Singapura, promosinya masif bahkan langsung menyasar Lombok. Di Indonesia, publikasi MotoGP justru lebih banyak terkonsentrasi di Jakarta,” jelasnya.
Kurangnya publikasi ini, lanjutnya, membuat informasi soal MotoGP Mandalika tidak tersampaikan secara maksimal kepada calon penonton.
“Sebenarnya pasarnya ada, tetapi tidak tersampaikan dengan baik,” tambah Sahlan.
Kendala lain adalah tingginya harga tiket penerbangan ke Lombok.