Marc Marquez di Ambang Sejarah, Siap Rebut Gelar Dunia Kesembilan di Motegi

BERGAYA: Pembalap Ducati Marc Marquez bergaya setelah menjuarai MotoGP Jerman 2025 di Sirkuit Sachsenring.--FOTO AP/ROBERT MICHAEL
JAKARTA – Setelah lima tahun terpuruk akibat cedera parah, Marc Marquez kini berpeluang menuliskan kisah comeback paling menggetarkan dalam perjalanan panjang MotoGP.
Di Grand Prix Jepang, pembalap asal Spanyol itu hanya membutuhkan tambahan tiga poin untuk menyamai koleksi sembilan gelar dunia milik legenda Valentino Rossi.
Namun, di balik capaian luar biasa tersebut, perjalanan Marquez sepanjang 2025 adalah kisah kebangkitan yang penuh drama.
Semua berawal pada Juli 2020 di Sirkuit Jerez. Insiden patah tulang lengan atas mengubah arah karier sekaligus hidupnya.
Sebelumnya, Marquez yang meraih empat titel berturut-turut merasa seakan tak terkalahkan.
Sayangnya, ia meremehkan parahnya cedera tersebut dan memaksakan diri kembali ke lintasan terlalu cepat.
Keputusan itu berujung bencana. Musim 2021 menjadi periode paling kelam, ketika rasa sakit tak kunjung reda, kondisi lengan tidak stabil, dan sensasi berkendara menghilang.
Hidupnya seperti terjebak dalam mimpi buruk yang menggerogoti fisik maupun mental.
“Kesalahan terbesar saya adalah buru-buru kembali. Mengapa saya tidak berhenti dulu?” kenang Marquez tentang masa suram tersebut.
Keraguan sempat menenggelamkannya, tetapi dukungan orang-orang terdekat membuatnya kembali berdiri.
Tekanan itu memunculkan keputusan besar: hengkang dari Honda.
Bagi Marquez, langkah ini bukan hanya soal mengejar prestasi, melainkan juga demi menyelamatkan karier dan menemukan motivasi baru.
Ia rela meninggalkan sejarah panjang serta bayaran besar demi memulai petualangan bersama Ducati Gresini Racing, tim satelit tempat ia bergabung dengan sang adik, Alex Marquez.
Di sana, ia kembali menemukan ritme, kepercayaan diri, dan kecepatan yang sempat hilang.