Gelontorkan Rp2 Triliun untuk Bangun Energi Listrik dari Sampah

AKTIVITAS: Aktivitas di tempat pengelolaan sampah di Lebak, Banten-FOTO BUDIMAN/BERITASATU -
TANGERANG – Program pengelolaan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Kabupaten Tangerang diproyeksikan membutuhkan investasi hingga Rp2 triliun. Seluruh biaya pembangunan akan ditanggung oleh Danantara tanpa membebani APBD.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat mengatakan proyek strategis ini ditargetkan beroperasi pada 2026.
BACA JUGA:Lolos Wawancara, 26 Calon Anggota DPP Tunggu Persetujuan Gubernur
“Kurang lebih biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 2 triliun, namun semua investasinya ditanggung Danantara, ditambah tidak ada tipping fee-nya, jadi tidak memberatkan Pemerintah Kabupaten Tangerang,” ujarnya, Jumat (3/10/2025).
Ujat menjelaskan pihaknya telah melengkapi persyaratan administrasi untuk mendirikan PSEL di Kabupaten Tangerang. Adapun syarat yang harus dipenuhi meliputi lahan minimal lima hektare, bukti kepemilikan lahan, produksi sampah minimal 2.000 ton per hari, serta ketersediaan armada pengangkut.
“Insyaallah, 2026 nanti bisa berjalan program PSEL ini. Kita sedang mengajukan permohonan persetujuan bupati dan DPRD,” tuturnya.
Ujat menambahkan, PSEL akan mampu mengatasi penumpukan sampah di TPA Jatiwaringin dengan cara mengolahnya menjadi energi listrik. Selain itu, proyek mercusuar ini juga akan membantu menekan emisi gas rumah kaca dan membuka lapangan kerja baru bagi warga.
“Ke depan tidak ada lagi sampah yang menggunung. Apalagi TPS 3R juga sedang kita galakkan di tiap kecamatan,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Proyek pengelolaan sampah energi listrik (PSEL) yang mulai akan dibangun di Kota Tangerang dalam waktu dekat disebut menjadi PSEL terbaik dan terbesar di Asia Tenggara.
Proyek tersebut akan rampung pada 2025 mendatang dan siap digunakan untuk kepentingan pengolahan sampah menjadi energi listrik pada tahun itu juga.
"Proyek ini menunjukkan sebuah fasilitas pengolahan dan pengelolaan sampah yang menggabungkan beberapa teknologi pengolahan sampah seperti pemilahan, pembakaran, pencernaan sampah makanan dan penimbunan akhir. Fasilitas ini diharapkan memberikan Pemerintah Kota Tangerang sebuah infrastruktur pengelolaan sampah jangka panjang yang ramah lingkungan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang," tulis pihak Oligo dalam laman resminya.
PT Oligo menyakinkan teknologi baru dalam pengolahan sampah menjadi energi listrik yang akan dikembangkan tersebut minim dampak sosial dan juga lingkungan.
Hal itu lantaran proyek ini diharapkan akan meningkatkan sanitasi untuk Kecamatan Neglasari di mana lokasi proyek ini terletak. Karena saat ini, pengelolaan air lindi yang terbatas dan penimbunan yang tidak sanitari menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk dan produktivitas yang rendah dari masyarakat Neglasari. (beritasatu/c1/yud)