Warning, Kader Golkar Wajib Tegak Lurus

Jumat 20 Sep 2024 - 21:49 WIB
Reporter : Ruri Setiauntari
Editor : Agung Budiarto

Ia percaya bahwa calon-calon yang diusung saat ini sudah tepat dan memiliki potensi besar untuk meraih suara di daerah masing-masing.

“Jika ada perubahan, itu hanya penyesuaian kecil dengan mempertimbangkan berbagai masukan. Tujuannya tetap sama, yaitu memastikan kemenangan di Pilkada,” ujar Bahlil.

Selain itu, Bahlil juga membuka kemungkinan untuk mengusung kader atau tokoh baru dalam Pilkada 2024.

Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar telah mengusung beberapa nama besar untuk Pilkada, seperti Ridwan Kamil untuk Jakarta dan Ahmad Lutfhi untuk Jawa Tengah. Namun, Jusuf Hamka, yang sebelumnya juga diusung Golkar untuk Jawa Tengah, telah mengundurkan diri setelah perubahan kepemimpinan di partai tersebut.

 Ketua Umum Partai Golkar yang baru, Bahlil Lahadalia, mengumumkan penunjukan Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar untuk periode 2024-2029.

Pengumuman tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, pada Kamis (21/8).

Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa keputusan ini meneguhkan bahwa Presiden Joko Widodo tidak akan menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar.

Penetapan Agus Gumiwang Kartasasmita dilakukan setelah pertimbangan matang dan diskusi intensif dengan berbagai pihak dalam Partai Golkar.

Bahlil mengungkapkan bahwa proses penetapan tersebut memerlukan upaya ekstra untuk mencapai kesepakatan yang solid.

Namun, ia memastikan keputusan ini diambil setelah kajian mendalam dan memperhatikan dinamika internal serta suasana partai.

Ia menambahkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk memastikan Partai Golkar bisa bersatu dan sukses dalam Pilkada 2024 serta Pileg 2029.

Sebelumnya, Bahlil telah mengklarifikasi bahwa tidak ada rencana untuk menjadikan Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Dewan Pembina dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar.

Menurutnya, selama Munas, fokus pembahasan adalah pada pemilihan ketua umum, pengesahan program kerja, serta pembahasan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART).

Meskipun demikian, Bahlil tidak sepenuhnya menutup kemungkinan untuk masa depan, karena dalam demokrasi, siapa pun berhak berharap.

“Kalau doanya diijabah oleh Allah, kalau jadi, ya itu sudah menjadi keputusan,” ujar Bahlil.  (rur/c1/abd)

Kategori :