BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG – Anda jangan sembarangan mengikuti rekomendasi kesehatan yang diberikan oleh lembaga medis. Ternyata ada rekomendasi kesehatan yang tidak berdasar dan juga berbahaya.
Dilansir dari New York Post, dr. Marty Makary dalam bukunya berjudul "Blind Spots: When Medicine Gets It Wrong, and What It Means for Our Health", mengeksplorasi beberapa anjuran medis yang ternyata bisa menimbulkan konsekuensi buruk.
1. Anjuran Menghindari Kacang untuk Anak Kecil
Pada tahun 2000, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia 4 tahun dan ibu hamil atau menyusui dengan risiko alergi kacang tinggi menghindari kacang. Ironisnya, rekomendasi ini didasarkan pada studi yang sebenarnya tidak menemukan hubungan antara konsumsi kacang oleh ibu hamil dan alergi pada anak.
Setelah rekomendasi ini banyak diikuti, terjadi peningkatan drastis dalam kasus alergi kacang yang berakibat fatal. Sekarang banyak ahli kesehatan yang menyadari paparan kacang sejak dini dapat mengurangi risiko alergi, tetapi dampak dari rekomendasi sebelumnya masih terasa hingga saat ini.
2. Terapi Penggantian Hormon Berbahaya
Selama bertahun-tahun, terapi pengganti hormon dianggap sebagai penyelamat bagi wanita menopause, membantu mereka mengatasi gejala-gejala seperti hot flashes dan depresi. Namun pada 2002, sebuah penelitian dari National Institutes of Health (NIH) menyatakan, terapi penggantian hormon meningkatkan risiko kanker payudara. Namun, pernyataan tersebut ternyata tidak didukung oleh data yang kuat.
Akibat kesalahan interpretasi ini, penggunaan terapi penggantian hormon menurun drastis hingga 80 persen. Banyak wanita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan perawatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.
3. Antibiotik Tanpa Efek Samping
Antibiotik memang menyelamatkan nyawa, tetapi penggunaannya yang berlebihan tanpa pertimbangan efek samping telah menimbulkan masalah kesehatan yang serius. Pada masa lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk membedakan infeksi bakteri dan virus, terutama pada kasus infeksi telinga pada anak-anak. Namun, sekarang antibiotik sering kali diberikan tanpa pertimbangan yang matang, bahkan dalam konsultasi telehealth.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan diketahui dapat merusak kesehatan usus dan berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan, seperti obesitas dan penyakit celiac pada anak-anak. Studi terbaru oleh Mayo Clinic menunjukkan, anak-anak yang menerima antibiotik di dua tahun pertama kehidupan memiliki tingkat obesitas dan penyakit autoimun yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan kita perlu lebih berhati-hati dalam penggunaan antibiotik.
4. Fluorida dalam Air Minum