BANDARLAMPUNG - Sepanjang tahun 2024 Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Bandar Lampung mencatat ada ratusan laporan kekerasan terhadap anak dan perempuan.
Kepala Dinas PPA Kota Bandarlampung Maryamah mengatakan sejak Januari hingga September 2024, pihaknya menjabarkan ada 101 kasus laporan kekerasan.
"Kalau sampai sekarang sekitar 101 kasus atau laporan anak dan perempuan yang kita terima. Pengaduannya kita tangani termasuk kita lakukan pendampingan hukum," kata Maryamah.
Ya, kekerasan yang dimaksud mulai dari kekerasan verbal hingga fisik yang kerap terjadi di rumah maupun di lingkungan sekolah di Bandarlampung.
Meski begitu, Maryamah mengklaim bahwa kasus yang pihaknya data dan tangani turun dibandingkan tahun sebelumnya
Kata dia, hal yang mempengaruhi turunnya angka tersebut lantaran pihaknya membuka sesi curhat yang dilakukan oleh para ribuan relawan Sapa.
"Tahun ini kita melayani curhat 24 jam, artinya kita jemput bola. Makanya jumlahnya berkurang dari tahun lalu atau bisa dibilang upaya kita berhasil karena jangkauannya lebih luas melalui relawan Sapa," katanya.
Untuk saat ini, kata Maryamah pihaknya memiliki 1.200 lebih relawan sapa dimana bertugas membantu, mendampingi masyarakat yang terkena kekerasan di lingkungannya.
"Untuk relawan sapa ini, satu kelurahan ada sebanyak 10 orang. Jadi di 20 kecamatan ada dan totalnya 1.260 relawan," ungkapnya.
Maryamah juga menandaskan, para relawan tersebut mempunyai kewajiban melaporkan semua perkembangan yang ada di kelurahan, termasuk mensosialisasikan berani lapor.
"Makanya mereka ada insentifnya Rp200 ribu per orang, sebagai ganti transport dalam mendampingi ke pihak berwajib dan setiap bulannya harus ada laporan terkait hal ini," pungkasnya.(*)