Lokasi PRL Punya Pemprov tapi OPD dan Pemda Sewa

Kamis 30 May 2024 - 20:31 WIB
Reporter : Dedi Tarnando
Editor : Abdul Karim

’’Gimana Mas, bawa uang cuma segini, sama anak-istri pula. Ditambah harga makanan yang tinggi, jadi terpaksa ditahan aja cari makanannya," kata dia. 

Lebih mengejutkan saat tim Radar Lampung mengetahui sewa stan yang berada di lapangan utama. Tak tanggung-tanggung, untuk yang berukuran 5 x 5 meter dikenai biaya Rp17 juta. Sementara untuk yang berukuran 3 x 3 meter dikenai biaya Rp10 juta.

BACA JUGA:Pj. Gubernur Mengerucut ke Samsudin-Rahman

Ini diungkapkan salah satu pedagang yang Radar Lampung temui di stan lapangan utama setempat. Biaya sewa yang begitu tinggi pun memaksa mereka berpikir dan mengakalinya dengan bergabung bersama beberapa pedagang lainnya dalam satu tenda. 

Ditanya apakah dengan jualannya yang menjadi mata pencahariannya tersebut akan mendapat keuntungan? Pedagang ini menjawabnya dengan ragu. ’’Enggak tahu ya Mas, sepi begini,” kata pedagang yang meminta identitasnya tak disebutkan. 

Pedagang ini mengungkapkan bahwa PRL tahun ini jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jika biasanya dia sibuk melayani pelanggan yang mampir membeli makanan yang dijajakannya, tahun ini justru sebaliknya. 

Itu juga terlihat dari pantauan langsung Radar Lampung. Di mana, pedagang ini lebih banyak duduk dan berdiri di depan lapaknya sambil sesekali mengajak pengunjung mampir ke lapaknya.

Padahal untuk jenis makanan yang dijual biasanya tak perlu sampai repot-repot menawarkan kepada pengunjung. Pengunjunglah yang dengan otomatis mampir membeli makanan yang dijualnya. Penyebabnya jelas, yakni pengunjung yang tampak sepi. "Ya banyak yang lewat aja, mampir mah enggak," katanya dengan suara dan wajah penuh kecewa. 

Biaya sewa yang tinggi itu tak hanya membebani pedagang, juga pembeli karena harganya yang ikut naik.  Sebab untuk makanan berkuah seperti yang dijual pedagang tersebut aja biasanya 1 mangkuk dihargai kisaran Rp12-15 ribu saja dan minuman jeruk untuk 1 gelas hanya Rp5 ribu. Tapi, ini melonjak tinggi. 

Itu dibuktikan saat wartawan koran ini memesan 1 mangkuk makanan dengan 1 gelas minuman jeruk. Saat melakukan pembayaran, untuk pesanan tersebut dimintai harga sebesar Rp30 ribu.  Saat ditanya apakah kenaikan harga tersebut dikarenakan penyewaan stan yang begitu mahal? Pedagang ini pun menjawabnya dengan anggukan. 

Beralih ke area lain, tepatnya di Festival Kaya Rasa yang sistem penyewaan stannya berbeda dengan lainnya.  Area Festival Kaya Rasa ini berada di sebelah kiri setelah jalur dua dari gerbang masuk PRL sistem yang diberlakukan bagi hasil. Pelaku usaha 80 persen dan penyelenggara PRL 20 persen. 

Pengakuan ini didapat langsung dari salah satu pedagang. Terpantau pula ada satu kru yang bersiaga di sekitar pedagang yang akan langsung mendatangi pedagang setiap kali melakukan penjualan.  "Bagi hasil, (PRL) 20 persen," katanya tanpa menyebutkan nama. 

Wartawan koran ini mengalaminya langsung usai melakukan pembayaran 1 gelas minuman, uang yang sudah diterima pedagang tiba-tiba langsung diserahkan kepada satu petugas PRL perempuan yang sudah bersiaga. Petugas itu tampak mengenakan tanda pengenal dengan keterangan crew yang langsung mengambil uang pembayaran dan melakukan scan dengan ponselnya di lapak tersebut. 

Mengonfirmasi beberapa hal tersebut, Manager Marketing PRL Adi Susano pun tak membantahnya. Ia membenarkan soal biaya sewa stan yang Rp17 juta tersebut. ’’Betul," katanya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (29/5).

Meski begitu, Adi mengatakan tak semua stan harga sewanya Rp17 juta, ada juga yang harganya di bawah itu. ’’Ada Rp5 juta, ada Rp7 juta juga," katanya. 

Menurutnya itu tergantung area yang ditempati para pelaku usaha dalam menyewa stan. ’’Kita variasi, tergantung cluster-nya," jelas Adi. 

Kategori :