Salip Gerindra, Golkar Jadi Parpol Pemenang Kedua setelah PDIP

Jumat 16 Feb 2024 - 20:59 WIB
Reporter : Abdul Karim
Editor : Abdul Karim

JAKARTA - Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat atau quick count Pileg 2024. Adapun syarat partai politik untuk dapat lolos ke parlemen apabila berhasil melampaui ambang batas parlemen alias parliamentary threshold sebesar 4 persen.

Berdasarkan hasil quick count lembaga survei terdapat delapan partai politik yang berpotensi lolos parlemen. PDIP menempati posisi teratas dengan perolehan suara 17,34 persen. Disusul Partai Golkar dengan 15,48 persen, Partai Gerindra 13,13 persen, PKB 11,84 persen, Partai NasDem 8,57 persen, PKS 7,92 persen, Partai Demokrat 7,25 persen, dan PAN 6,84 persen. 

Mayoritas delapan partai tersebut merupakan parpol yang saat ini juga duduk di parlemen hasil Pemilu 2019.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menyatakan hasil quick count tersebut sangat menarik. Sebab, Partai Golkar berhasil mementahkan suara-suara pesimistis terhadap mereka.

BACA JUGA:KPU Tak Fasilitasi Penanganan Caleg Stres

’’Suara Golkar mengalami lonjakan luar biasa. Bisa menggeser Gerindra yang notabene punya figur capres,” kata Agung kepada wartawan, Jumat (16/2).

  Selain peran Airlangga sebagai ketua umum, lanjut Agung, ada beberapa faktor lain yang membuat suara Golkar melonjak signifikan. Salah satunya penempatan figur caleg berkualitas dan memiliki magnet kuat untuk pemilih.

  ’’Misalkan di Jawa Barat, itu ada istrinya Ridwan Kamil, Atalia Praratya atau Ibu Cinta. Itu kan luar biasa, bisa mendongkrak suara di Jawa Barat yang selama ini dikenal menjadi basisnya PKS dan Gerindra,” ungkap Agung.

Dia mengakui efek Ridwan Kamil yang berada di belakang Atalia juga berpengaruh terhadap suara Partai Golkar di Jawa Barat. Meski pria yang akrab dipanggil RK itu tidak ikut kontestasi pileg, posisinya di Partai Golkar dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat punya pengaruh kuat terhadap pemilih di Jawa Barat. 

  Menurutnya, peran Ridwan Kamil sebagai figur yang populer di kalangan anak muda lewat media sosial dengan puluhan juta pengikut membawa efek positif Partai Golkar. RK effect itu pula yang membantu Partai Golkar mendulang suara.

  ’’Pengikutnya RK itu enggak mau yang berat-berat konten politiknya, maunya yang santuy yang kayak RK begitu. Menghibur tapi ada isinya walaupun enggak berat-berat amat,” pungkasnya. (jpc/c1/rim)

 

Kategori :