“Tindakan dan kemampuan beradaptasi menciptakan peluang”
Garnisun Wynn
Catatan Taufik Wijaya
Pimred Radar Lampung
HARI ini, SKH Radar Lampung tepat berusia 24 tahun. Umur yang bisa dibilang sudah cukup matang. Jika diibaratkan seorang gadis, Radar Lampung sudah siap memasuki jenjang pernikahan.
Dari artikel yang pernah saya baca, ada sebuah survei yang menyebut sebanyak 60 persen respondennya menyatakan bakal menikah pada usia 24 tahun. Yups, usia 24 memang menjadi semacam pintu gerbang kedewasaan.
Singkatnya, ketika memasuki usia 24 tahun, seseorang akan dihadapkan pada sejumlah masalah yang kerap kali membuat kita bingung dan serba salah. Seseorang yang baru menginjak usia 24 tahun juga dituntut untuk lebih kritis. Harus pintar membedakan keinginan dan kebutuhan.
Di titik ini, jika salah membuat keputusan, maka kemungkinan besar masa depan juga akan ikut terpengaruh. Tidak sampai disitu, usia 24 tahun juga menuntut kebijaksanaan hidup. Kita dipaksa untuk berpikir guna menemukan jalan keluar.
BACA JUGA:Rusuh Aksi Apdesi Sudah Dipersiapkan
Semua hal yang saya beberkan ini semuanya tengah dihadapi oleh Radar Lampung sekarang.
Radar Lampung memang lahir saat euphoria kebebasan pers. Media-media baru lahir bak jamur di musim penghujan di seluruh pelosok negeri. Maklum saja, Indonesia kala itu baru saja lepas dari belenggu Orde Baru.
Terbitnya UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers merombak regulasi media. Pemerintah nyaris membuka izin perusahaan pers selebar-lebarnya. Karena itu, media massa seolah berlomba untuk berdiri.
Ada yang cukup percaya diri hanya dengan mengandalkan kekuatan lokal. Ada pula yang menggandeng atau bernaung di bawah pengaruh kelompok media besar.
BACA JUGA:Eks Kasatresnarkoba Lamsel Dituntut Pidana Mati