Oleh Isna Lailatul Azmi - SMP Satya Dharma Sudjana
Kriiinggg!
Dering bel istirahat mengakhiri pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IX A. Tak sampai hitungan menit, kelas pun kosong. Yang tampak hanyalah sekumpulan anak-anak perempuan di kursi barisan paling belakang yang masih memilih untuk tetap berada di kelas.
"Kalian tahu tidak, wali kelas kita sebentar lagi purnatugas?" ujar Fara, seorang anak perempuan berambut sebahu. Lantas, Yuna, si gadis berkacamata kotak di depannya menatap Fara dengan penuh selidik.
"Ya, aku sudah tahu,” jawab Yuna dengan nada sedikit mengejek.
BACA JUGA:Panda Kecil
Fara pun hanya menggerakkan bola matanya sebagai respons. Memang Yuna adalah si paling updated tentang semua informasi terbaru di sekolah. Di tengah perbincangan mereka, dari ambang pintu muncul seorang gadis bermata sipit, berkulit putih, dan berambut hitam panjang terurai. Ya, itu Ela. Sambil bersenandung kecil, dia berjalan mendekati kedua sahabatnya itu.
"Egham-ku di Lampung…." ucap Ela bersenandung.
Mungkin karena di kelas hanya ada mereka bertiga, senandung kecil Ela yang sampai terdengar di telinga Fara dan Yuna membuat mereka menoleh ke sumber suara.
"Ela! Sini!" Suara Fara menghentikan senandung kecil Ela.
BACA JUGA:Dia Milikmu Bukan Milikku
"Kalian ngomongin apa? Seru banget, kayaknya!" tanya Ela sembari meneguk minuman di tangannya.
"Eh, kamu udah denger belum kalau Bu Lia sebentar lagi purnatugas?" tanya Ela.
"Hah? Serius? Kok, aku baru tau, ya?" Ela sedikit melotot.
Fara mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan sampai wajahnya hampir menyentuh wajah Ela.