Permintaan Maaf Bupati Pati Sudewo Disambut Lemparan Massa, Aksi Protes Memanas

Rabu 13 Aug 2025 - 20:21 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

Mayoritas korban, yang merupakan peserta aksi, mengalami sesak napas setelah terpapar gas air mata. Mereka kini sudah diperbolehkan pulang. Selain itu, tujuh anggota kepolisian juga dilaporkan mengalami luka, dengan kemungkinan jumlah tersebut masih bertambah.

Sebelumnya, pernyataan Sudewo yang menyebut tak gentar meski didemo puluhan ribu orang menjadi bahan kemarahan warga. Massa menilai ucapan itu arogan dan tidak mencerminkan pemimpin yang mau mendengar aspirasi rakyat.

Gerakan yang mereka sebut “Save Pati” semakin membesar. Truk trailer dijadikan panggung orasi, spanduk bertuliskan “Revolusi Dimulai dari Pati” berkibar, dan orator aksi berjanji akan bertahan sampai tuntutan dikabulkan.

“Kami tidak hanya menolak pajak, tapi juga menolak pemimpin yang tidak mendengar rakyat,” teriak salah satu orator dari atas panggung.

Massa juga memprotes kebijakan lain yang dianggap merugikan, seperti pemutusan hubungan kerja tenaga honorer secara sepihak. Hingga malam hari, ribuan warga masih bertahan di sekitar Alun-Alun Pati, menjadikan aksi ini sorotan nasional dan memicu reaksi dari sejumlah tokoh politik. 

Massa Aliansi Masyarakat PATI Bersatu siap menggelar aksi besar menuntut Bupati PATI, Sudewo, untuk mundur imbas kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. 

BACA JUGA: Akhirnya Jembatan Bambu Ditinjau BPJN Lampung

Meski berjanji akan dibatalkan, para massa yang meladeni tantangan Sudewo yang jumawa tak gentar didemo 50 ribu massa, justru jadi bumerang.

Koordinator massa menyatakan diperkirakan akan ada hingga 100 ribu orang yang akan ikut aksi unjuk rasa tersebut. Dia menyebut tuntutan massa bukan cuma karena kenaikan PBB--yang akhirnya dibatalkan setelah diprotes warga.

Koordinator Donasi Masyarakat Pati Bersatu Teguh Istyanto mengatakan aksi demonstrasi yang bakal digelar merupakan imbas kekecewaan masyarakat atas kebijakan Bupati Sudewo.

Tak hanya soal PBB, masyarakat Pati juga memprotes kebijakan lima hari sekolah, kemudian regrouping sekolah yang berdampak banyaknya guru honorer tidak bekerja, hingga PHK ratusan eks karyawan honorer RSUD RAA Soewondo dengan dalih efisiensi. 

’’Terutama efek kebijakan Pak Sudewo itu seperti ada lima hari sekolah. Ada regrouping sekolah. Itu pasti ada dampaknya bagi guru honorer kalau ada dua sekolah menjadi satu pasti ada guru tidak bisa untuk mengabdi menjadi guru,” ujar Teguh, Selasa (12/8). 

“Kemudian ada keluhan efisiensi Rumah Sakit Soewondo, ternyata itu orang lama dikeluarkan tanpa pesangon, tanpa tali asih. Kemudian dia merekrut karyawan baru dengan alasan meningkatkan pelayanan,” imbuh Teguh.

Aksi massa ini juga diikuti dengan berdatangannya donasi dari aliansi masyarakat. Hal itu tampak di posko aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang dipusatkan di depan Alun-alun. 

Hingga Rabu dini hari, pihaknya menerima sumbangan hingga ribuan kardus air mineral. Air minum ini nantinya akan diletakkan di titik-titik sekitar Alun-alun Pati.

Ia memperkirakan akan sekitar 100 ribu lebih massa yang berdemo di Kantor Sudewo. 

Kategori :