KOTABUMI - Warga Jalan Gotong-royong, Gang Bhakti Taruna 1 di Kelurahan Tanjungharapan, Kecamatan Kotabumi Selatan, Lampung Utara (Lampura) mengeluhkan kondisi jalan yang bertahun-tahun rusak parah dan tak tersentuh pembangunan.
Bahkan sistem drainase di jalan itu sudah lama tak berfungsi, sehingga air limbah rumah tangga dan air hujan selalu meluap ketika musim penghujan tiba. Kerusakan tersebut telah berlangsung selama tujuh tahun berjalan.
Meski, telah berulang kali pihak Dinas PUPR yang kini telah berganti nama menjadi Dinas SDABMBK melalui Bidang Cipta Karya turun ke lapangan untuk melakukan perencanaan pembangunan, namun hingga hari ini tak kunjung diperbaiki.
Mirisnya lagi, pada tahun 2017 silam, jalan yang padat penduduk itu dibangun oleh Dinas Permukiman Lampung.
Meskipun secara notabene jalan lingkungan yang ada di Kecamatan Kotabumi Selatan itu merupakan ranah Cipta Karya Dinas setempat.
Kepala Lingkungan (LK) I, Kelurahan Tanjungharapan, Atmaja didampingi beberapa warga setempat mengeluhkan kondisi jalan dan drainase yang rusak parah, warga setempat kata Atmaja sudah bosan dengan janji-janji pejabat terkait yang mengatakan akan membangun lingkungannya.
Bahkan, selama tujuh tahun ini, warga setempat sudah tak terhitung lagi bergotong-royong memperbaiki jalan itu saat penghujan tiba.
“Setiap warga yang melintas di jalan ini, selalu was-was takut terjatuh. Bahkan dengan kondisi jalan yang rusak parah ini, kami kesulitan untuk berkendara.
Apalagi pas musim hujan tiba seperti malam tadi yang intensitas hujannya sangat deras, beberapa warga teras rumahnya ikut tergenang air, dampak dari air hujan yang meluap dari siring. Gotong-royong selalu kami lakukan, tapi pemerintah terkesan tutup mata dengan kondisi kami di sini,” keluhnya.
Apriyadi (50) warga setempat menambahkan kondisi jalan lingkungan itu, rumahnya yang tiap kali hujan deras, selalu digenangi luapan air hujan dari drainase yang kini telah mengalami pendangkalan.
Menurutnya warga telah berulangkali menyampaikan keluh kesahnya pada pamong setempat hingga ke kelurahan, bahkan janji Pemkab Lampura yang akan melakukan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah, seperti janji manis belaka, kenyataannya tak kunjung diperbaiki.
“Kalau musim hujan tiba, rumah saya dan tetangga sampai kemasukan air hujan yang dari siring dan jalan. Capek juga kalau mau gini terus, tidak ada solusi dari pemerintah Lampung Utara. Kami berharap keluhan kami ini didengar, dan ada langkah konkret yang benar-benar dapat diwujudkan,” tuturnya.
Sementara itu, Lurah Tanjungharapan, Syahrir Efendi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan pihaknya siap memfasilitasi apa yang menjadi keinginan warga lingkungan setempat dan akan membawa aspirasi warganya sampai ke tingkat kabupaten.
Sebab, kata dia, dirinya juga baru mengetahui kondisi infrastruktur jalan rusak sudah mengganggu aktivitas warga.
Meski demikian, Ia tak akan berpangku tangan, dan akan segera menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.