Waspadai Kecanduan Gula yang Sebabkan Anak Tantrum: Fakta Mengejutkan dan Cara Mengatasinya

Jumat 18 Oct 2024 - 20:15 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

RADAR LAMPUNG - Apakah anak Anda sering tantrum? Mungkin saja penyebabnya adalah kecanduan gula. Dr. Dyah Novita Anggraini mengungkap fakta menarik tentang bagaimana gula dapat memengaruhi perilaku anak dan cara mengatasinya.

Mengapa Kecanduan Gula Menyebabkan Tantrum? Kecanduan gula sering kali tidak disadari oleh orang tua. 

Gula yang tersembunyi dalam berbagai makanan dan minuman memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental dan fisik anak. Salah satu efek yang paling terlihat dari konsumsi gula berlebihan adalah perilaku tantrum.

Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan menjelaskan bagaimana gula mempengaruhi otak dan tubuh anak, serta langkah-langkah praktis untuk mengurangi konsumsi gula guna mencegah perilaku tantrum.

Apa Itu Kecanduan Gula? Kecanduan gula adalah kondisi di mana seseorang memiliki dorongan kuat untuk terus mengonsumsi makanan atau minuman manis. 

BACA JUGA:dr. Imam Ghozali Diangkat Jadi Anggota Pimpinan Konsil Kesehatan Indonesia

Gula memicu pelepasan dopamin di otak, hormon yang membuat anak merasa senang. Karena efek ini, anak-anak cenderung menginginkan lebih banyak gula, sama seperti zat adiktif lainnya.

 

Dampak Gula pada Tubuh dan Otak Anak

1. Lonjakan Gula Darah dan Insulin

Ketika anak mengonsumsi gula dalam jumlah banyak, gula darahnya akan naik drastis. Tubuh kemudian melepaskan insulin untuk menurunkan kadar gula tersebut, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati secara tiba-tiba dan memicu tantrum.

2. Pengaruh pada Neurotransmitter

Gula dapat meningkatkan kadar dopamin dan serotonin di otak, yang berfungsi mengatur suasana hati. Ketidakseimbangan ini bisa menyebabkan anak lebih mudah cemas, cepat marah, dan berujung pada tantrum.

3. Penurunan Energi

Setelah lonjakan energi cepat dari konsumsi gula, anak akan mengalami penurunan energi yang tajam. Kondisi ini sering membuat mereka merasa lesu, mudah marah, dan akhirnya tantrum.

Kategori :