Pemprov Lampung Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Megathrust dan Tsunami

Sekprov Lampung Marindo Kurniawan mengikuti rapat virtual kesiapsiagaan menghadapi potensi megathrust dan tsunami, Kamis (28/8). -FOTO DOK. BIRO ADPIM -

BANDARLAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung menegaskan komitmennya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Provinsi Lampung Marindo Kurniawan saat mengikuti Rapat Admin Game Tanggap Darurat secara virtual di ruang kerjanya, Kamis (28/8).

Rapat tersebut digelar berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 202 Tahun 2024 tentang Dewan Pertahanan Nasional, serta arahan Menteri Pertahanan RI dalam menyusun solusi kebijakan strategis menghadapi bencana.

Wamenhan RI sekaligus Sekretaris Dewan Pertahanan Nasional, Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan T., M.D.S., M.S.P., menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor.

“Setiap lembaga harus memahami tugas, fungsi, serta kewenangan masing-masing agar solusi kebijakan yang dirumuskan benar-benar aplikatif,” ujarnya.

Peneliti BRIN menyebut, gempa megathrust hingga magnitudo 8,7 berpotensi memicu tsunami setinggi 4–8 meter yang bisa mencapai pesisir Lampung kurang dari satu jam. Namun, kesiapsiagaan dan mitigasi yang tepat dapat meminimalisir risiko.

BACA JUGA:Pelaku Tiga Bulan Jadi Pengedar Sabu Diringkus Polisi

Sebagai langkah konkret, Pemprov Lampung telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2023 tentang Rencana Kontinjensi Bencana Tsunami. Regulasi ini menjadi pedoman penanganan darurat bencana agar respons lebih cepat, terkoordinasi, dan menyeluruh.

Rencana kontinjensi tersebut menekankan koordinasi antarinstansi, penyediaan sumber daya, mekanisme pengambilan keputusan cepat, hingga penyatuan komitmen lintas pihak.

Selain itu, sejumlah upaya mitigasi juga sudah dilakukan, di antaranya: Surat Edaran Gubernur Nomor 140 Tahun 2024 untuk memperbarui alarm dini, jalur evakuasi, rambu, dan simulasi.

Peningkatan alat peringatan dini, dengan 18 seismometer dan 19 Warning Receiver System (WRS) aktif di Lampung.

Pemetaan jalur evakuasi dan shelter di Lampung Selatan, mencakup 15 titik evakuasi menuju 13 shelter.

Edukasi publik melalui prinsip 20:20:20: gempa 20 detik → evakuasi 20 menit → menuju lokasi setinggi 20 meter.

Pemetaan risiko zona rawan tsunami, termasuk wilayah pesisir Bandar Lampung dan Lampung Selatan. Sinergi BPBD, Basarnas, TNI/Polri, dan instansi terkait untuk respons cepat. Simulasi dan pemasangan rambu evakuasi di berbagai daerah rawan.

Tag
Share