Banjir Rob Genangi Sejumlah Desa di Mesuji
BANJIR ROB: Sejumlah desa di Mesuji terdampak banjir rob, Jumat (5/12). --
MESUJI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mesuji meninjau sejumlah lokasi yang terdampak banjir rob pada Jumat, 5 Desember 2025.
Sekretaris BPBD Mesuji, Angga Pramudita, menjelaskan bahwa beberapa wilayah mengalami genangan tinggi, di antaranya Kecamatan Mesuji Timur di Desa Sungai Cambai; Kecamatan Tanjung Raya di Desa Kagungan Dalam, Desa Sri Tanjung, dan Desa Tanjung Harapan. Selain itu, banjir juga terjadi di Desa Wiralaga, Kecamatan Mesuji, serta di Desa Sidang Muara Jaya dan Desa Sungai Sidang, Kecamatan Rawajitu Utara.
BPBD bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) hingga kini masih melakukan pendataan menyeluruh terhadap wilayah dan warga yang terdampak.
Menurut Angga, banjir rob ini dipicu oleh fenomena supermoon, yakni saat jarak bulan berada pada posisi terdekat dengan bumi.
Kondisi tersebut menyebabkan permukaan air laut naik dan turut berdampak pada meningkatnya debit air sungai di beberapa daerah.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Mesuji, Mulyadi, mengatakan pihaknya telah meninjau langsung lokasi banjir, termasuk di Desa Sidang Muara Jaya.
Ia menyebutkan ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 40–50 sentimeter. Meski demikian, aktivitas warga masih dapat berlangsung normal.
“Untuk jumlah rumah yang terdampak, saat ini masih dalam proses pendataan,” ujarnya. BPBD Mesuji mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir rob yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Diketahui sebelumnya, Stasiun BMKG Maritim Panjang, Bandarlampung, kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi meningkatnya ketinggian pasang air laut maksimum pada 3 hingga 9 Desember 2025.
Peringatan tersebut dirilis menyusul fenomena Supermoon. Yaitu ketika bulan berada dalam jarak terdekatnya ke bumi berbarengan dengan fase bulan purnama yang akan terjadi pada 4 Desember 2025.
Forecaster Stasiun Meteorologi Maritim Panjang Amalia Khoirunnisa menjelaskan bahwa fenomena ini secara ilmiah berpengaruh terhadap gaya tarik gravitasi yang memicu pasang laut lebih tinggi dari kondisi normal.
’’Supermoon bukan sekadar fenomena visual. Ketika jarak bulan lebih dekat dan tepat pada fase purnama, gaya tariknya terhadap air laut semakin kuat. Ini yang menyebabkan pasang maksimum pada periode tersebut,” katanya, Senin (1/12).
Menurutnya, beberapa wilayah pesisir Lampung berada dalam kategori berpotensi terdampak. Daerah tersebut meliputi pesisir Bandarlampung, Pesawaran, Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Timur, hingga Lampung Barat.
Kondisi pasang tinggi ini bukan hanya berdampak pada aktivitas masyarakat, tetapi juga pada layanan pelabuhan yang mengandalkan stabilitas elevasi air laut.
“Di wilayah pelabuhan, air pasang dapat mempengaruhi proses bongkar muat dan pergerakan kapal. Sementara di permukiman pesisir, genangan pasang bisa masuk ke area rendah dan mengganggu aktivitas harian warga,” katanya.(muk/nca)