Lonjakan Tiket Pesawat Hingga Rp8 Juta di Aceh Disorot Kadin: Jangan Cari Untung di Tengah Bencana
Kadin Indonesia menyoroti kenaikan harga tiket dari Bandara Rembele, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, yang dinilai memberatkan masyarakat di tengah bencana. -FOTO DISWAY-
JAKARTA - Kenaikan harga tiket pesawat di Bandara Rembele, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh –yang dikabarkan mencapai Rp8 juta untuk rute Bener Meriah–Banda Aceh— mendapat perhatian serius dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Kadin menegaskan harga tiket harus dijaga agar terjangkau, terlebih di tengah bencana banjir dan longsor yang melanda Aceh Tenggara, Aceh Tengah, dan Bener Meriah.
Penegasan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Kadin Indonesia Carmelita Hartoto.
Menurut Carmelita, kelancaran mobilitas masyarakat, tenaga medis, relawan, hingga logistik kemanusiaan adalah prioritas bersama, terlebih ketika kebutuhan meningkat tajam di wilayah terdampak.
BACA JUGA:Dua Staf Kelurahan Tanjungharapan Diduga Curi Handphone Warga, Viral Digelandang Polisi
"Kami menyampaikan keprihatinan atas laporan kenaikan harga tiket pesawat di sejumlah rute wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh. Dalam situasi darurat, akses masyarakat, relawan, logistik, dan tenaga medis harus dijaga kelancarannya oleh seluruh pemangku kepentingan,” kata Carmelita dalam konferensi pers daring, Jumat, 5 Desember 2025.
Karena itu, Carmelita menegaskan bahwa Kadin Indonesia kini memantau dinamika tarif penerbangan di Aceh. Informasi lapangan disebutkan akan diperbarui melalui koordinasi langsung dengan Kadin Provinsi Aceh.
“Sebagai respons atas perkembangan ini, kami akan terus memantau dinamika tarif di Aceh dengan menerima masukan dari Kadin Aceh. Kadin Indonesia berkomitmen mendukung percepatan pemulihan di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat," tutupnya.
Dalam proses pemantauan ini, Carmelita juga menyampaikan bahwa Kadin Indonesia menggandeng Indonesia National Air Carriers Association (INACA) untuk memastikan adanya komunikasi yang konstruktif dengan maskapai.
“Koordinasi ini dilakukan agar maskapai tetap memberikan layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat di tengah situasi darurat,” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Kadin Provinsi Aceh, Muhammad Iqbal Piyeung, menyatakan bahwa pemerintah harus memastikan kebijakan transportasi udara selama masa bencana tidak semakin membebani masyarakat.
“Kami meminta Menhub untuk meninjau kembali kebijakan harga maskapai di rute terdampak bencana. Dalam kondisi darurat, masyarakat tidak boleh dibebani tarif tidak rasional. Negara harus hadir memastikan akses kemanusiaan berjalan dengan lancar dan terjangkau,” tegasnya.
Kenaikan tiket hingga Rp8 juta untuk rute Bener Meriah–Banda Aceh pun mendapat reaksi keras dari Kadin Indonesia, yang menilai pengusaha dan maskapai tidak seharusnya mencari keuntungan berlebihan saat publik tengah menghadapi situasi darurat.
Wakil Ketua Umum Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana Kadin Indonesia, Suryani Motik, juga menyampaikan kritik senada. Ia menegaskan bahwa pelaku usaha, termasuk maskapai, seharusnya menunjukkan solidaritas.
“Kita pengusaha memang mencari keuntungan, tapi tidak boleh mengambil kesempatan atas kesulitan orang lain. Tetap berikan harga yang wajar. Ini juga soal kemanusiaan,” ujar Suryani dalam sesi daring, Jumat, 5 Desember 2025.