Harga Cabai Semakin Meroket, Pedagang Bakso di Bandar Lampung Mengeluh

Minggu 04 Aug 2024 - 21:18 WIB
Reporter : Gadis Futihatu Rahmah
Editor : Agung Budiarto

BANDARLAMPUNG - Naiknya harga cabai rawit caplak atau cabai setan di pasaran membuat sejumlah pedagang bakso arema dan bakso keliling mengeluh serta mengalami penurunan omzet.

Di Jalan Pulau Morotai Gang Damai, Jagabaya 3, Wayhalim, Bandarlampung, para pemilik usaha bakso arema dan bakso Bandung mengeluhkan mahalnya harga cabai rawit caplak. Kenaikan harga ini memaksa mereka harus mengurangi penggunaan cabai, meskipun hal itu dikeluhkan oleh para pembeli.

Misri, pemilik usaha bakso Arema, mengaku kehilangan omset karena tingginya biaya produksi akibat mahalnya harga cabai.

"Demi tetap bertahan, para pemilik usaha bakso Arema dan bakso Bandung terpaksa harus mengurangi pembelian cabai. Jika biasanya saya bisa membeli 2 hingga 3 kilogram cabai rawit caplak, saat ini hanya mampu membeli 1 kilogram saja," ungkap Misri.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Akan Bagikan Ribuan Bendera untuk Peringati Hari Kemerdekaan RI

Larto, seorang pedagang bakso Bandung keliling yang sering memakai topi, juga menyampaikan keluhannya.

Diketahui, harga cabai rawit sebelumnya seharga Rp40 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per kilogram. Harga cabai rawit merah atau cabai caplak yang sebelumnya Rp40 ribu kini naik menjadi Rp70 ribu per kilogram.

Sebelumnya Cabai rawit caplak atau cabai setan di Bandarlampung mengalami kenaikan harga sejak dua hari silam. Kondisi ini terjadi di pasar-pasar tradisional di Kota Tapis Berseri.

Cabai setan sendiri biasa digunakan untuk membuat berbagai bumbu dan sambal.

Misalnya sambal geprek, oseng teri tahu, dam bumbu sate taichan. 

Harga cabai rawit caplak ini naik hingga Rp20 ribu per kilogramnya. Sebelumnya, harga per kilogramnya berkisar Rp35 ribu, kini tembus Rp55 ribu. 

Kondisi ini terjadi di Pasar Beringin, Campang Jaya, Sukabumi, Bandar Lampung, pada Rabu  17 Juli 2024 siang. 

Mahalnya harga cabai caplak di pasaran disebabkan oleh kurangnya pasokan dari distributor. 

Kondisi ini sangat dikeluhkan oleh ibu-ibu karena selain cabai, barang kebutuhan lainnya juga ikut naik.

Seperti yang diungkapkan oleh Puji Astuti, salah satu warga Way Galih, Lampung Selatan, yang mengaku kesulitan mengatur uang bulanan jika semua barang pokok termasuk cabai naik. karena mahalnya harga cabai. 

Kategori :