Inovasi Besar, Mobil Bisa Berbahan Bakar Hidrogen

Reporter: Syaiful Mahrum |

Editor: Syaiful Mahrum |

Rabu , 12 Nov 2025 - 20:09

FOTO FREEPIK Ilustrasi mobil hidrogen. --

JAKARTA - Kendaraan berbahan bakar hidrogen merupakan salah satu inovasi besar di bidang otomotif yang menggunakan gas hidrogen (H₂) sebagai sumber energi utama untuk menghasilkan tenaga.

Teknologi ini menjadi terobosan penting dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sekaligus menekan emisi karbon di sektor transportasi.

Berbeda dengan kendaraan konvensional yang mengandalkan pembakaran bensin atau solar, mobil hidrogen memanfaatkan reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik.

Hasil reaksi tersebut hanya meninggalkan uap air, menjadikannya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan mesin berbahan bakar fosil.

Karena itulah, kendaraan hidrogen dianggap sebagai salah satu solusi potensial dalam menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan dan bebas polusi.

Hidrogen merupakan unsur yang sangat melimpah di alam, meskipun jarang ditemukan dalam bentuk murni. Gas ini dapat dihasilkan melalui berbagai cara, seperti elektrolisis air atau reformasi gas alam.

Jika proses produksinya menggunakan energi terbarukan, kendaraan hidrogen dapat dikategorikan sebagai zero emission vehicle atau kendaraan tanpa emisi karbon.

inovasi besar, mobil bisa berbahan bakar hidrogen                            jakarta - kendaraan berbahan bakar hidrogen merupakan salah satu inovasi besar di bidang otomotif yang menggunakan gas hidrogen (h₂) sebagai sumber energi utama untuk menghasilkan tenaga.
 
teknologi ini menjadi terobosan penting dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil sekaligus menekan emisi karbon di sektor transportasi.
 
berbeda dengan kendaraan konvensional yang mengandalkan pembakaran bensin atau solar, mobil hidrogen memanfaatkan reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik.
 
hasil reaksi tersebut hanya meninggalkan uap air, menjadikannya jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan mesin berbahan bakar fosil.
 
karena itulah, kendaraan hidrogen dianggap sebagai salah satu solusi potensial dalam menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan dan bebas polusi.
 
hidrogen merupakan unsur yang sangat melimpah di alam, meskipun jarang ditemukan dalam bentuk murni. gas ini dapat dihasilkan melalui berbagai cara, seperti elektrolisis air atau reformasi gas alam.
 
jika proses produksinya menggunakan energi terbarukan, kendaraan hidrogen dapat dikategorikan sebagai zero emission vehicle atau kendaraan tanpa emisi karbon.
 
secara umum, terdapat dua sistem utama yang digunakan pada kendaraan berbahan bakar hidrogen, yaitu mesin pembakaran hidrogen dan sel bahan bakar (fuel cell).
 
keduanya memiliki prinsip kerja yang berbeda, tetapi bertujuan sama. yakni mengubah energi hidrogen menjadi tenaga penggerak kendaraan.
 
jenis pertama adalah mesin pembakaran hidrogen (hydrogen internal combustion engine) yang bekerja dengan prinsip serupa mesin konvensional.
 
hidrogen disalurkan ke ruang bakar, dicampur dengan oksigen, lalu dibakar untuk menghasilkan energi panas. energi panas ini kemudian menggerakkan piston yang menghasilkan tenaga mekanik untuk menggerakkan roda kendaraan.
 
keunggulan sistem ini adalah prosesnya yang relatif sederhana dan tidak menghasilkan karbon dioksida karena hasil pembakaran hanya berupa uap air.
 
namun, suhu pembakaran yang tinggi berpotensi menghasilkan senyawa nitrogen oksida (nox), yang dapat menjadi polutan udara. selain itu, penyimpanan hidrogen juga memerlukan teknologi khusus karena gas ini harus disimpan pada tekanan tinggi (sekitar 700 bar) atau dalam bentuk cair pada suhu sangat rendah.
 
sistem kedua yang kini paling banyak dikembangkan adalah fuel cell electric vehicle (fcev). dalam sistem ini, hidrogen dari tangki kendaraan dialirkan ke bagian anoda sel bahan bakar.
 
pada anoda, atom hidrogen dipisahkan menjadi proton dan elektron. elektron yang dihasilkan mengalir melalui rangkaian eksternal untuk menghasilkan listrik yang menggerakkan motor kendaraan.
 
sementara itu, proton bergerak melalui membran menuju katoda dan bereaksi dengan oksigen dari udara untuk membentuk air serta uap air sebagai hasil akhir.
 
teknologi sel bahan bakar hidrogen memiliki sejumlah keunggulan penting, seperti efisiensi energi yang tinggi, waktu pengisian bahan bakar yang cepat, serta emisi nyaris nol.
 
namun, tantangan yang dihadapi adalah biaya produksi yang masih tinggi, terutama karena penggunaan logam mulia seperti platinum sebagai katalis di dalam sel bahan bakar.
 
kendaraan berbasis hidrogen menawarkan banyak manfaat yang membuatnya menarik untuk dikembangkan. di antaranya ramah lingkungan. tidak menghasilkan gas rumah kaca atau polutan berbahaya karena emisi yang dihasilkan hanya berupa uap air.
 
kemudian efisiensi tinggi. sel bahan bakar mampu mengubah energi kimia menjadi listrik dengan efisiensi lebih tinggi dibanding mesin pembakaran internal.
 
lalu waktu pengisian cepat. pengisian tangki hidrogen hanya memerlukan beberapa menit, hampir setara dengan kendaraan bensin, dan jauh lebih cepat dibanding kendaraan listrik baterai.
 
selanjutnya daya jelajah panjang. beberapa mobil hidrogen modern mampu menempuh jarak ratusan kilometer dalam satu kali pengisian, setara dengan kendaraan konvensional.
 
terakhir, sumber daya melimpah: hidrogen merupakan unsur yang sangat banyak di alam dan bisa diproduksi dari berbagai sumber, seperti air, biomassa, maupun gas alam.
 
walaupun menjanjikan, pengembangan kendaraan hidrogen masih menghadapi berbagai kendala, baik dari sisi teknis maupun ekonomi.
 
pertama, biaya produksi hidrogen hijau masih cukup tinggi. sebagian besar hidrogen saat ini masih dihasilkan dari reformasi gas alam, yang justru menghasilkan emisi karbon.
 
supaya benar-benar ramah lingkungan, hidrogen harus diproduksi menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin melalui proses elektrolisis air.
 
kedua, penyimpanan dan distribusi hidrogen membutuhkan infrastruktur khusus. tangki bertekanan tinggi atau sistem pendinginan ekstrem memerlukan material mahal dan standar keamanan tinggi. kondisi ini membuat harga kendaraan hidrogen masih relatif tinggi di pasaran.
 
ketiga, infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen masih sangat terbatas di banyak negara, termasuk indonesia. minimnya stasiun pengisian membuat penggunaan kendaraan hidrogen belum bisa diterapkan secara luas.
 
selain itu, biaya produksi fuel cell juga masih mahal karena ketergantungan pada logam langka seperti platinum. para peneliti kini tengah berupaya menemukan alternatif katalis yang lebih murah namun tetap efisien agar teknologi ini bisa diproduksi massal dengan harga yang lebih terjangkau.
 
menurut laporan dari pt perusahaan listrik negara (pln) dan lembaga energi dunia, hidrogen dapat diproduksi melalui beberapa metode utama.
 
pertama, elektrolisis air. yakni pemecahan air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan listrik. jika listriknya berasal dari sumber energi terbarukan, hasilnya disebut hidrogen hijau.
 
kedua, reformasi gas alam. yakni pemisahan hidrogen dari metana. proses ini menghasilkan emisi karbon, tetapi dengan penerapan teknologi carbon capture and storage (ccs), hasilnya dikenal sebagai hidrogen biru.
 
gasifikasi biomassa atau limbah organik, yaitu memanfaatkan sisa tanaman atau sampah organik untuk menghasilkan gas hidrogen.
 
hidrogen memiliki potensi besar tidak hanya di sektor transportasi, tetapi juga sebagai sumber energi pembangkit listrik, industri kimia, dan penyimpanan energi jangka panjang.
 
dengan fleksibilitas tersebut, hidrogen diyakini akan menjadi salah satu elemen penting dalam membangun sistem energi masa depan yang bersih, efisien, dan berkelanjutan.
 
awal perkembangan teknologi hidrogen
penggunaan hidrogen dalam kendaraan bermula dari eksperimen mesin pembakaran yang menggunakan gas hidrogen serta ide revolusioner berupa fuel cell atau sel bahan bakar.
 
teknologi sel bahan bakar ini bekerja dengan mengubah hidrogen dan oksigen menjadi listrik, menghasilkan uap air sebagai satu-satunya emisi. inovasi tersebut menjadi langkah awal menuju kendaraan hidrogen yang efisien sekaligus ramah lingkungan.
 
era modern, dari eksperimen ke produksi terbatas
memasuki era modern, sejumlah produsen otomotif besar mulai serius mengembangkan prototipe kendaraan hidrogen. salah satu tonggak penting terjadi ketika produsen asal jerman berhasil menerapkan teknologi ini pada kendaraan eksperimental mereka.
 
namun, pada masa itu biaya produksi masih sangat tinggi, sementara infrastruktur pengisian hidrogen belum berkembang luas, sehingga penggunaannya masih terbatas untuk kalangan riset dan uji coba.
 
memasuki awal 2000-an, upaya komersialisasi kendaraan hidrogen mulai menunjukkan hasil. beberapa produsen besar dari asia dan eropa meluncurkan model fuel cell electric vehicle (fcev) yang siap digunakan oleh konsumen umum.
 
tidak hanya mobil penumpang, teknologi ini juga mulai diterapkan pada bus dan truk berat sebagai bagian dari transisi transportasi global menuju sistem yang lebih ramah lingkungan. (beritasatu.com/ful)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Radar Lampung 13 November 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan