Harga Santan Kelapa Kental Naik, Pedagang Sebut Langkanya Buah Kelapa di Bandar Lampung
ILUSTRASI PEDAGANG KELAPA-FOTO DOK RLMG -
BANDAR LAMPUNG - Harga santan kelapa di pasar tradisional Bandarlampung melambung. Menurut pedagang, kenaikan harga disebabkan langkanya pasokan buah kelapa saat ini.
Salah seorang pedagang kelapa di Pasar Tugu, Bandarlampung, Wahdi, mengatakan saat ini harga satu buah kelapa Rp20.000, yang sebelumnya hanya Rp8.000 hingga Rp9.000 per buah.
Sementara itu, untuk santan kelapa, kini harganya mencapai Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per kilogram, yang sebelumnya hanya Rp 15.000 per kilogram.
Wahdi menjelaskan bahwa kenaikan harga ini disebabkan oleh sulitnya mendapatkan pasokan buah kelapa. Hal ini terjadi karena banyak kelapa dari Lampung yang dikirim ke luar daerah, seperti Jakarta dan daerah lainnya.
Menurutnya, banyak konsumen yang mengeluhkan kenaikan harga kelapa ini, karena masih banyak yang belum mengetahui perubahannya. Wahdi juga memperkirakan bahwa harga kelapa akan terus mengalami kenaikan.
Sementara itu, seorang pembeli, Rimawati, mengaku terkejut dengan kenaikan harga buah kelapa yang kini tembus Rp 20.000 per buah
Ia mengatakan bahwa sebelumnya, ia membeli satu buah kelapa yang sudah menjadi santan seharga Rp 9.000, kini harganya naik menjadi Rp 20.000 per buah.
Sebelumnya, Menjelang Natal dan tahun baru (Nataru) 2025, sejumlah komoditas di Bandarlampung mengalami kenaikan harga, termasuk telur dan cabai. Kenaikan ini terlihat di pasar-pasar tradisional seperti Pasar Tugu dan Pasar Wayhalim pada Jumat (13/12).
Harga telur ayam ras yang sebelumnya Rp26.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp30.000. Selain itu, harga cabai merah yang semula berada di angka Rp22.000 per kilogram, melonjak menjadi Rp35.000.
“Bukan hanya telur, harga cabai merah juga naik. Cabai rawit kini mencapai Rp40.000 per kilogram, sebelumnya hanya Rp34.000. Sedangkan cabai caplak naik menjadi Rp35.000, dari sebelumnya Rp30.000 per kilogram,” ujar Sarmini, salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Way Halim.
Sarmini menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah mendekati libur Natal dan Tahun Baru.
“Untuk telur, kami mendapat informasi dari agen bahwa harga naik, entah karena pasokan pakan kurang atau ada faktor lainnya. Sedangkan untuk cabai, cuaca yang kurang baik seperti sering hujan dan gelombang besar yang menyebabkan kapal jarang datang, mempengaruhi pasokan,” ungkapnya.
Akibat kenaikan harga ini, para pembeli yang biasanya membeli dalam jumlah banyak, kini mulai mengurangi jumlah pembeliannya.
“Biasanya mereka beli satu atau dua kilo, sekarang hanya setengah kilo saja. Begitu juga dengan cabai,” ujar Sarmini.
Dirinya juga memprediksi bahwa kenaikan harga beberapa komoditas ini akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Saya rasa harga akan terus naik hingga bulan puasa nanti, karena jaraknya juga tidak begitu lama,” tandasnya.
Dengan adanya kenaikan harga ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam berbelanja dan tetap mengutamakan kebutuhan pokok yang mendesak. Sebelumnya Harga daging ayam potong di pasar tradisional, khususnya di Pasar Kangkung, Telukbetung, Bandarlampung, belum mengalami kenaikan signifikan menjelang Natal dan tahun baru 2024. Namun, para pedagang memperkirakan harga ayam terus naik menjelang akhir tahun.
Susmantri, salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Kangkung, mengatakan harga ayam potong saat ini per ekornya berkisar Rp35.000 hingga Rp40.000, tergantung ukuran ayam.
“Harga ayam ukuran besar saat ini Rp 40.000 per ekor, sementara ayam dengan ukuran lebih kecil harganya Rp 35.000 per ekor,” kata Susmantri.
Menurutnya, harga daging ayam ini telah mengalami kenaikan sejak tiga bulan terakhir, dari sebelumnya yang berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000 per ekor.
Susmantri juga memperkirakan kenaikan harga akan semakin terasa menjelang Natal dan Tahun Baru, yang biasanya diikuti dengan peningkatan permintaan.
“Kenaiakan harga ayam ini sudah terjadi sejak tiga bulan lalu, dan kami memperkirakan harga akan terus naik menjelang Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.
(gds/c1/abd)