Hadapi 14 Potensi Bencana, Siapkan Rp48 Miliar

Rapat siap siaga bencana di Lampung.-FOTO BIRO ADPIM -
Penanggulangan bencana, lanjutnya, harus menjadi bagian yang menyatu dalam pembangunan, bukan penghambat.
Sebagaimana telah terbukti saat pandemi COVID-19, sinergi dan komitmen bersama mampu memperkuat ketahanan daerah dalam menghadapi krisis.
“Mari kita jadikan upaya penanggulangan bencana ini sebagai fondasi dalam mewujudkan pembangunan yang tangguh dan berkelanjutan,” tuturnya.
“Semoga kerja keras dan kebersamaan kita menjadi jalan menuju Lampung yang tangguh, berdaya saing, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” sambungnya.
BACA JUGA:KPK Sita Hasil Produksi Sawit Rp3 Miliar Milik Eks Sekretaris MA Nurhadi
Sementara, Rapat pembahasan kesiapsiagaan bencana Provinsi Lampung dengan mengaktifkan sistem peringatan dini (early warning system) serta meningkatkan sosialisasi kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat sebagai langkah utama mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan potensi gempa megathrust.
Marindo menekankan pentingnya peningkatan kewaspadaan, sinergi dan langkah konkret antar instansi untuk mengantisipasi potensi bencana yang kapan saja bisa terjadi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung.
Ia menuturkan tugas pemerintah bagaimana melakukan respons cepat, baik itu dalam tahap mitigasi (pra-bencana), tanggap darurat, maupun pasca-bencana sebagai bagian dari upaya memastikan keselamatan masyarakat.
“Kita tidak pernah tahu kapan bencana akan terjadi. Namun yang terpenting, memastikan masyarakat berada dalam kondisi aman dan kesiapan pemerintah tetap berjalan secara optimal,” ujar Marindo.
Marindo menekankan pentingnya dukungan terhadap sumber daya manusia dan anggaran harus dipastikan tersedia agar fungsi logistik dan pertolongan pertama dapat berjalan maksimal saat bencana terjadi. “Kita harus pastikan semua aspek pendukung siap, mulai dari SDM hingga logistik bantuan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Marindo menyebut pentingnya kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penanggulangan dan mitigasi bencana. “Mitigasi yang kita lakukan harus mampu menenangkan masyarakat. Dan Kabupaten/Kota harus selaras dengan Pemprov,” tegasnya.
Salah satu potensi bencana yang menjadi perhatian utama adalah potensi terjadinya gempa megathrust. Marindo mengimbau masyarakat untuk waspada khususnya yang berada di wilayah pesisir pantai namun tetap tenang, serta memastikan kesiapan melalui simulasi dan pelatihan.
“Harapan kita tentu Lampung aman tidak terjadi bencana, namun kesiapsiagaan harus tetap dilakukan. Termasuk melalui simulasi bila terjadi megathrust,” jelasnya.
Marindo turut menyoroti risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan bencana non alam yang juga menjadi fokus Pemprov Lampung.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan aktif berpartisipasi dalam upaya penanggulangan bencana.