Mengayuh Syukur, Denni Sudiyono Tempuh Ribuan Kilometer Menuju Titik Nol Indonesia

-FOTO DOKPRI -

Pak Denni –begitu ia biasa disapa– datang dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menuju titik nol kilometer Indonesia, dan mampir di Lampuung. 

 

LAPORAN ELGA PURANTI,

RADAR LAMPUNG

 

HELM sepedanya masih melekat ketika Denni Sudiyono masuk lobi Graha Pena Lampung. Waktu menunjukkan pukul 09.42 WIB Rabu (16/7). 

Rompi keselamatan menyala terang saat terpantul cahaya, sementara senyumnya sehangat pagi yang cerah itu.

BACA JUGA: Indonesia Kena Tarif AS 19 Persen dengan Empat Syarat

Rambut dan kumisnya yang memutih menegaskan satu hal: pria ini bukan pesepeda biasa. 

Ia bukan atlet. Bukan pula selebritas. Tetapi semangat dan kisah hidupnya bisa membuat siapa pun berhenti dan berpikir: apa arti hidup yang layak dirayakan?

"Nggowes itu bawaan orok," kata Denni sambil tertawa. “Dari roda tiga, lalu roda dua. Bukan karena tren, bukan karena pandemi. Memang dari dulu saya cinta sepeda,” selorohnya. 

Pak Denni—begitu ia biasa disapa—datang dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia mulai mengayuh sepeda pada 14 Juli 2025, dan sehari kemudian sudah tiba di Bandarlampung. 

Tapi ini baru permulaan. Tujuan akhirnya bukan Lampung, melainkan Titik 0 Kilometer Indonesia, di Sabang, Aceh.

Ya, Denni Sudiyono berencana mengayuh ribuan kilometer. Sendirian.

Tag
Share