Unila Beri Pendampingan Produksi Sabun Mandi Eco Enzyme

Minggu 26 May 2024 - 20:57 WIB
Reporter : Anggi Rhaisa
Editor : Abdul Karim

TRI DHARMA UNILA

 

Oleh:

1. Simparmin Br Ginting, S.T., M.T (Ketua Tim)

2. Dr. Sri Ismiyati Damayanti, S.T., M.T.

3. Dr. Yuniar Aviati Syarief, S.P., M.TA.

 4. Ir. Herry Wardono, M.Sc., IPM, ASEAN Eng. 

 

PONDOK Pesantren Misbahul Munir (PPMM) As-Suhaili, sebuah pondok pesantren (ponpes) hasil perpaduan kurikulum salaf dan kurikulum modern di Jalan KH.Busthamil Karim No. 1 Purwodadi Bangunrejo, Lampung Tengah (Lamteng) yang didirikan KH. Rohimin Al’Asror pada tahun 2018 masih terbilang ponpes baru seusia jagung di kabupaten setempat. Namun, pertumbuhan santrinya sangat pesat dengan santri mukim kini berjumlah 650-an santri. 

PPMM As-Suhaili sendiri merupakan pesantren yang secara kultural berafiliasi dengan ormas Nahdatul Ulama (NU). Sedangkan secara politis bebas aktif dan non partisan.

Ponpes ini nonprofit (tidak berbayar). Santri yang mukim tidak dipungut bayaran. Namun, uang jajan bulanan dari seluruh santri dipegang pengasuh pondok dan dijadikan sebagai modal usaha di koperasi pondok yang menyediakan jajanan anak sehari-hari. Sedangkan untuk keperluan kebersihan seperti sabun mandi para santri masih membeli dari warung di luar ponpes. 

BACA JUGA:Antisipasi Kejahatan, Tim Gegana Brimob Polda Lampung Patroli Malam

Berlatar belakang hal tersebut, Tim Pengabdian Universitas Lampung (Unila) pun belum lama ini melakukan pengabdian kepada masyarakat (PkM) di PPMM As-Suhaili. Hal ini disampaikan Ketua TIM Pengabdian Unila Simparmin Br. Ginting, S.T., M.T., Minggu (26/5). 

Simparmin menjelaskan, Tim Pengabdian Unila mencoba melakukan pengabdian mengenai Pendampingan Produksi sabun mandi Eco Enzyme sebagai usaha tambahan di Koperasi Ponpes Misbahul Munir As-suhaili. Eco Enzyme dimaksud yaitu cairan kompleks yang mengandung enzim (protein), asam- asam organik, dan garam-garam mineral yang dihasilkan melalui fermentasi anaerob sampah buah buahan dan atau sayuran dengan menambahkan gula dan air (Arun & Sivashanmugam, 2015). 

Teknik pembuatan Eco Enzyme, terangnya, sangat mudah dan murah serta tidak memerlukan wadah dan lahan khusus. Cairan Eco Enzyme ini menurutnya dibuat dengan mencampurkan sampah organik dengan gula merah dan air dengan perbandingan 1:3:10.  Wadah yang digunakannya dapat berupa botol atau ember/tong plastik, toples plastik, dan diletakkan di tempat yang teduh atau di pekarangan rumah selama 3 bulan. 

Kategori :