BANDARLAMPUNG - LPPM Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Nasional (Semnas) Literasi Digital bagi Keluarga di Hotel Emersia, Bandarlampung, Selasa (30/4). Seminar menghadirkan narasumber Yuniarti, S.T., M.M. dan Dra. Maryamah, M.M. dengan moderator Meliyana, S.I.P., M.A.
Seminar dibuka langsung Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN.Eng. Prof. Lusmeilia menyatakan kegiatan ini merupakan upaya bersama dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan literasi digital di kalangan keluarga di Indonesia, khususnya di Lampung. ''Seminar ini sangat penting dan strategis dalam rangka membekali keluarga-keluarga di Indonesia dengan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi era digital yang semakin berkembang," katanya.
Digitalisasi, kata Prof. Lusmeilia, telah merambah ke semua aspek kehidupan. ''Mulai dari cara kita berkomunikasi, bekerja, belajar, hingga mengakses informasi. Namun, kemajuan ini juga membawa tantangan tersendiri. Terutama terkait dengan keamanan digital, privasi, dan bagaimana kita memilih serta memilah informasi yang akurat di tengah banjirnya berita dan informasi yang ada," ujarnya.
Literasi digital, kata Prof. Lusmeilia, bukan hanya kemampuan untuk menggunakan perangkat teknologi. ''Namun, juga kemampuan untuk memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang diperoleh melalui berbagai media digital. Literasi ini menjadi sangat vital di era di mana informasi mudah diakses, tapi juga mudah untuk disalahgunakan," ungkapnya.
Melalui seminar ini, kata Prof. Lusmeilia, Unila bersama dengan LPPM ingin mengajak semua pihak, terutama keluarga, untuk dapat lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan teknologi digital. ''Keluarga memiliki peranan penting sebagai unit pertama dan utama dalam pendidikan karakter serta kearifan dalam menggunakan teknologi digital," katanya.
Prof. Lusmeilia berharap seminar ini dapat memberikan manfaat yang maksimal serta menjadi titik tolak dalam literasi digital yang lebih inklusif dan komprehensif. ''Mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk belajar dan berbagi sebanyak mungkin. Kita dapat kembali ke keluarga dengan pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diterapkan," tutupnya.
Prof. Lusmeilia menyatakan kemajuan teknologi tidak bisa lagi dihindari pada zaman sekarang ini. Karena itu butuh pengetahuan literasi digital. ’’Dengan Semnas Literasi Digital bagi Keluarga ini akan menambah pengetahuan tentang digitalisasi. '’Kita tak bisa lagi menghindari kemajuan teknologi. Mau tidak mau harus kita hadapi," tegasnya.
Sedangkan Ketua LPPM Unila Dr. Eng. Ir. Dikpiride Despa, S.T., M.T., I.P.M., ASEAN.Eng. menyatakan seminar ini sebagai langkah membangun fondasi yang kuat dalam literasi digital.
Dikpride berharap seminar ini tidak hanya menjadi forum diskusi. "Namun, juga menjadi yang kolaborasi dan aksi nyata meningkatkan kapasitas keluarga dalam menghadapi dan memanfaatkan teknologi digital secara aman, etis, dan produktif," ujarnya.
Tugas kita, lanjut Dikpride, tidak berhenti pada penggunaan teknologi, melainkan juga bagaimana mengintegrasikan nilai kearifan lokal dalam menggunakan teknologi tersebut. ''Ini tantangan yang harus kita jawab sebagai sebuah komunitas akademis dan sebagai masyarakat yang peduli akan masa depan generasi penerus bangsa," katanya.
Dikpride berharap setiap informasi yang diterima dari seminar ini harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata. ''Mari jadikan pengetahuan yang kita dapatkan sebagai alat untuk membimbing keluarga dan masyarakat luas dalam menjalani kehidupan digital yang semakin kompleks. Ini momentum untuk terus belajar, berkembang, dan berkontribusi bagi kemajuan literasi digital," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bandarlampung Dra. Maryamah, M.M. sebagai narasumber seminar mengatakan teknologi digital kian berkembang. ''Perkembangan teknologi digital ini salah satunya gadget. Namun, ada dampak gadget bagi anak," katanya.
Orang tua, kata Maryamah, harus mengontrol penggunaan gadget oleh anak. ''Meskipun memiliki manfaat pendidikan, penggunaan gadget berlebih dapat mengakibatkan masalah. Anak akan kurang konsentrasi, gangguan tidur, perilaku agresif, dan obesitas. Jadi orang tua harus membatasi anak dalam penggunaan gadget," ujarnya.
Plt. Camat Tanjungkarang Pusat ini juga memaparkan kasus terhadap anak yang di antaranya dampak penggunaan gadget. "Tahun ini saja ada enam kasus kekerasaan seksual yang korbannya anak. Pelakunya rata-rata orang dekat," ungkapnya.
Maryamah juga menyatakan pihaknya juga pernah menangani kasus anak SMP open BO, TPPO, asusila mau sama mau di sekolah ketika kegiatan ekstrakurikuler, dll. "Dalam menangani kasus-kasus ini, kita tak bisa bekerja sendiri. Ini tanggung jawab kita bersama. Sejak ada gadget, memang komunikasi orang tua terhadap anak jadi berkurang. Memisahkan HP dengan diri kita sulit. HP jadi barang penting. Kepedulian anak di lingkungan sosial juga berkurang karena gadget," katanya.