Kemajuan Teknologi Tak Bisa Dihindari, Penting Pengetahuan Literasi Digital!

Rabu 01 May 2024 - 20:07 WIB
Reporter : Syaiful Mahrum
Editor : Syaiful Mahrum

Kasus kekerasan terhadap anak karena gadget, kata Maryamah, paling mendominasi. ''Namun, rata-rata menimpa orang tua single parent dan orang tua jadi TKW. Hal ini juga menimpa keluarga kelas menengah. Karena itu perlu pendampingan khusus. Jangan sampai korban jadi pelaku," ungkapnya.

Sementara General Manager Telkom Lampung Yuniarti, S.T., M.T. menyatakan era digital di mana pendapat masyarakat tidak lagi dibentuk oleh fakta dan rasio, melainkan oleh sentimen dan kepercayaan. ''Hal Ini terjadi karena gelombang informasi yang terlalu banyak tapi tingkat literasi digitalnya rendah," katanya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kata Yuniarti, mencatat bahwa pada 2017-2019 pengaduan kasus pornografi dan kejahatan online terhadap anak meningkat mencapai angka 1.940 kasus. ''Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat ada 1.730 konten penipuan online selama Agustus 2018 - 16 Februari 2023. Kerugian akibat penipuan online di Indonesia mencapai Rp18,7 triliun selama 2017-2021," katanya.

Karena itu, kata Yuniarti, pembatasan waktu penggunaan gadget juga dapat mencegah kasus pornografi dan kejahatan online pada anak. ''Lalu ada juga kasus kebocoran data pribadi dan kekerasan seksual online," ujarnya.

Berdasarkan Riset Nasional, kata Yuniarti, penipuan digital paling banyak berkedok hadiah. "Kemudian pinjol, pengiriman tautan berisi malware, berkedok krisis keluarga, dan investasi ilegal," ungkapnya.

Yuniarti menyatakan perempuan berperan dalam membentuk karakter bangsa. ''Literasi digital perempuan masih kurang dibanding laki-laki. Di mana pelatihan yang dilaksanakan lebih menyasar laki-laki dengan anggapan bahwa laki-laki lebih menguasai teknologi,' ujarnya.

Yuniarti melanjutkan, perempuan sebagai jendela akses informasi mulai dari pola pengasuhan anak serta pengawasan penggunaan teknologi di keluarga. ''Perempuan harus memiliki kemampuan literasi digital agar terhindar dari berbagai masalah seperti kebocoran data pribadi, penipuan online, dan kekerasan seksual online. Perempuan dapat mengambil alih peranan menjadi penjaga agar aman dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain. Perempuan harus dapat menjadi pelopor etika berinternet anti-hoax. Salah satunya melalui keluarga dan lingkungan," tegasnya. (*)

 

 

 

Kategori :