BANDARLAMPUNG - Kuota subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Lampung tahun 2024 sebanyak 1.601.580 kl (kiloliter). Rinciannya, biosolar 852.697 kl dan pertalite 748.883 kl.
Dari kuota yang diterima Provinsi Lampung ini, biosolar mengalami peningkatan 6,5 persen dibanding tahun 2023. Sedangkan, pertalite turun 6,8 persen dibandingkan kuota yang diterima Lampung tahun 2023.
Kabid Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung Sopan Sopian Atiek mengatakan peningkatan kuota biosolar untuk Lampung tahun ini berkaca dari realisasi tahun lalu. Tahun ini, kata dia, Lampung mendapat tambahan 52.163 kl atau 6,5 persen biosolar dari kuota tahun 2023 sebesar 800.534 kl.
’’Kuota biosolar tahun ini berada di angka 852.697 kl jika dibandingkan kuota yang diberikan pada awal tahun kita. Tambahnya 6,5 persen,” ujar Sopan, Selasa (30/1).
BACA JUGA:Polres Pesawaran Minta Bersabar
Sebaliknya, kuota pertalite Lampung tahun ini hanya 748.889 kl. Menurutnya jumlah tersebut berkurang 93.354 kl atau 6,8 persen dibanding kuota 2023 sebesar 842.237 kl.
Penurunan kuota pertalite untuk Lampung tahun 2024, kata Sopan, berdasarkan realisasi penyaluran pertalite tahun 2023. “Tahun 2023, realisasi penyaluran hanya di 750.180 KL atau 88 persen dari kuota. Jadi banyak sisa sehingga tahun ini dikurangi,” ucapnya.
Disinggung alasan tidak optimalnya realisasi penyerapan pertalite tahun 2023, jelas, Sopan, salah satunya karena banyaknya masyarakat yang saat ini mulai beralih ke pertamax.
Sebab, harga pertamax saat ini tidak jauh berbeda dengan harga pertalite. Ditambah kualitas yang lebih baik membuat masyarakat lebih memilih pertamax.
BACA JUGA:Oknum TKS Disnaker Bantah Jadi Koordinator Parkir Liar
Masih kata Sopan, kuota BBM subsidi ini disalurkan ke SPBU-SPBU yang tersebar di 15 kabupaten/kota. Dimana saat ini ada 198 unit SPBU di Lampung yang 160 unit diantaranya menjual bio solar bersubsidi.
“Dari 198 unit SPBU ini tidak semua menyalurkan bio solar. Untuk yang menyalurkan bio solar sekitar 160, kalau pertalite semua menyalurkan,” tuturnya.
Untuk memastikan BBM subsidi ini tepat sasaran, pihaknya pun terus melakukan pengawasan di lapangan guna meminimalisir adanya upaya penyalahgunaan BBM bersubsidi. “Pengawasan terus dilakukan, salah satunya pembelian menggunakan barcode. Ini untuk memperkecil adanya penimbunan,” ucapnya.
“Jadi beli BBM bersubsidi menggunakan barcode dan ini Pertamina banyak temuan barcode yang di-blok,” sebutnya.
Begitu juga apabila ada SPBU yang diindikasikan melakukan pelanggaran dengan melakukan penyaluran melebihi dari kuota, menurutnya maka SPBU tersebut diberikan sanksi. Salah satunya melakukan pembayaran nilai subsidinya.