Krisis BBM di Jember Picu Perkelahian Warga saat Antre di SPBU

ANTRE: Warga antre membeli BBM di SPBU di Jember, Senin 28 Juli 2025. -FOTO HISYAM NUGROHO/BERITASATU-
JEMBER – Gangguan distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan antrean panjang di puluhan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jember, Jawa Timur memicu insiden memprihatinkan.
Akibat antrean panjang di SPBU, perkelahian antarwarga hingga seorang pengendara pingsan terjadi akibat kondisi yang semakin memanas.
Perkelahian terjadi Ketika dua pengemudi mobil di SPBU Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Jember, Senin (28/7) siang sedang antre.
Ketegangan berawal dari kesalahpahaman Ketika salah satu pengemudi diminta maju, namun ia tersinggung dengan cara penyampaian sehingga memicu aksi pemukulan di tengah antrean panjang.
Pelaksanaharian (Plh.) Kapolsek Rambipuji Ipda Sentot Hadi menyatakan, kedua pengemudi telah sepakat berdamai setelah dimediasi. “Mereka sudah berdamai dan tidak melanjutkan proses hukum,” ujarnya.
Selain itu, seorang pengendara perempuan pingsan akibat kelelahan karena menunggu berjam-jam hanya untuk mengisi BBM di SPBU Jalan Brawijaya, Kecamatan Sukorambi.
Gangguan distribusi BBM ini telah berlangsung sejak Jumat (28/7) akibat kemacetan di jalur pantura Banyuwangi–Situbondo yang menghambat pasokan BBM dari Depo Banyuwangi.
Menghadapi situasi ini, Bupati Jember Muhammad Fawait mengumumkan dua kebijakan penting melalui Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pada Senin (28/7) malam, dalam konferensi pers di Kantor DPRD Jember.
Kebijakan pertama mengatur pembelajaran daring bagi seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.
Aturan ini mulai berlaku Selasa (29/7) sebagai langkah mengurangi ketergantungan transportasi berbahan bakar minyak.
Kemudian kebijakan kedua menyasar kalangan aparatur sipil negara (ASN). Fawait menjelaskan, work from anywhere (WFA) akan diterapkan bagi pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak terlibat langsung dalam pelayanan publik.
Selain langkah internal, Pemkab Jember juga melakukan berkoordinasi aktif dengan Pertamina agar mempercepat proses pengiriman BBM.
Distribusi kini didukung oleh tambahan truk tangki yang mulai beroperasi sejak malam sebelumnya.
“Distribusi BBM sudah dipercepat dengan pengiriman truk tangki tambahan dari Pertamina,” jelas Fawait.
Ia juga menegaskan, Pemkab Jember akan terus memantau dan mengawal distribusi BBM secara langsung untuk memastikan keadilan dan ketepatan sasaran distribusi.
Pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan panic buying, karena hal itu justru memperparah situasi.
“Dengan langkah-langkah ini, kami berharap bisa meringankan beban masyarakat dan mengembalikan stabilitas pasokan BBM di Jember,” kata Fawait.
Hingga Selasa (29/7) pagi, antrean panjang kendaraan roda dua maupun roda empat masih terlihat di hampir seluruh SPBU di wilayah Jember. Kemacetan di sekitar lokasi SPBU pun tak terhindarkan.
Kelangkaan BBM di Jember membuat warga membeli hingga ke kabupaten tetangga seperti di Lumajang. Antrean kendaraan tampak mengular, bahkan meluber hingga ke jalur nasional yang menghubungkan Lumajang dan Jember.
Banyak warga setempat memilih menyeberang ke kabupaten tetangga demi mendapatkan bahan bakar. Di SPBU Desa Kebonan, Kecamatan Klakah, pemandangan antrean sudah terlihat sejak dini hari.
Tak hanya sepeda motor, mobil pribadi pun ikut mengantre dengan sabar, menunggu giliran mengisi Pertalite.
“Sudah lama antre, di Jember kosong semua. Jadi orang-orang pada ke sini semua mencari bensin,” ujar Fais, salah satu pengendara motor asal Jember yang sejak pagi sudah menanti giliran.
Kelangkaan BBM subsidi di Jember diduga kuat merupakan dampak dari penutupan Jalur Gumitir, rute penting yang menghubungkan Kabupaten Banyuwangi dan Jember.
Penutupan ini menghambat distribusi BBM ke sejumlah wilayah di Jawa Timur, termasuk Jember.(*)