JAKARTA - Indonesia telah menyatakan ketertarikannya terhadap Bom Berpemandu GPS Korea (KGGB) dari Korea Selatan. Ini setelah debutnya pada konflik Thailand-Kamboja.
Dikutip dari Janes.com., Indonesia disebut telah menyatakan minatnya untuk mengakuisisi KGGB dan telah meminta presentasi formal mengenai produk tersebut dari LIG Nex1 Korea Selatan.
BACA JUGA:Pengangkatan PPPK Paruh Waktu Masih Proses di Pusat
Menurut Janes, sumber yang dekat dengan masalah ini telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa presentasi mengenai kit bom tersebut telah dilakukan di Jakarta pada 30 September 2025.
Indonesia mulai meningkatkan minatnya terhadap produk tersebut karena pengerahan tempur pertamanya dalam konflik perbatasan Kamboja-Thailand pada bulan Juli 2025.
Pada bulan Juli lalu, ketika meletusnya konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja, Thailand menggunaan KGGB (Korean GPS-Guided Bomb) oleh pesawat tempur Angkatan Udara Thailand, yang telah memikat perhatian petinggi TNI-AU.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh 26 pejabat senior TNI AU, termasuk pimpinan dari unit perencanaan strategis dan komandan Wing 3, Wing 14, Wing 15, dan Wing 16 Skadron Udara 3. Menurut dokumen yang diberikan Janes.
KGGB sendiri adalah perangkat bom luncur berpemandu GPS yang dirancang untuk mengubah bom konvensional seperti Mk82, menjadi amunisi bom jarak jauh dengan tingkat akurasi tinggi.
KGGB dikembangkan bersama oleh Agency for Defense Development (ADD) Korea Selatan dan LIG Nex1, dan mengintegrasikan sistem navigasi satelit berbasis GPS dengan sistem navigasi inersia (INS).