TITI Anggraini bersama sang suami Masudi S.R. membuat kebun hidroponik ketika pandemi Covid-19 melanda. Berawal dari lahan fasilitas umum depan rumahnya, sekarang kebun yang diberi nama Fargos Farm itu makin berkembang. Pendirian kebun hidroponik ini juga didorong semangat Titi untuk hidup sehat setelah menderita tumor otak stadium dua.
PADA tahun 2014 Titi Anggraini divonis menderita tumor otak stadium dua. Tetapi, pengajar hukum pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) itu berusaha tabah menghadapi ujian berat tersebut. Dia pun lalu menjalani proses penyembuhan selama dua tahun.
Mantan direktur eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Peludem) itu kemudian berusaha mengubah pola makan dan pola hidupnya. Ia pun mengurangi mengkonsumsi ayam broiler, makanan cepat saji, dan tidak mengonsumsi minuman bersoda. Sebagai gantinya, Titi memperbanyak konsumsi sayuran yang mengandung antioksidan tinggi. Seperti beet, kale, brokoli, selada, dan buah-buahan, terutama buah naga.
”Alhamdulillah, syukur tiada tara, setelah kurang lebih dua tahun intensif pengobatan, baik medis maupun herbal, diagnosis terakhir tumor saya sudah bersih, tidak ada lagi,” katanya.
BACA JUGA:Kamu Termasuk Orang Sibuk dan Mageran? Ini Dia 6 Tanaman Hias yang Cocok Kamu Pelihara
Meskipun telah dinyatakan sembuh, Titi tetap menjaga pola makan dengan mengonsumsi banyak sayuran. Masalahnya, mendapat sayuran yang bersih, segar, dan sehat tidaklah mudah dan harganya cukup mahal. Karena itu, saat pandemi Covid-19, Titi dan suaminya berinisiatif membuat kebun hidroponik di lahan kosong fasilitas umum depan rumahnya di Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Titi dan suaminya belajar hidroponik dari YouTube. Dimulai dari belajar pembuatan instalasi, mencari bibit sayuran yang disuka, dan melakukan pembibitan. Jenis sayuran yang ditanam adalah kangkung, selada, serta bayam hijau dan merah. Tahap percobaan itu pun berhasil. Hasil panen dibagikan ke tetangga, keluarga, teman, dan rekan pegiat pemilu. ”Semua ikut kebagian hasil panen hidroponik tersebut,” bebernya.
Titi dan keluarganya bisa memenuhi kebutuhan sayuran dari kebun kecilnya. Setelah berkali-kali panen dan hasilnya selalu memuaskan, dia dan suaminya akhirnya memutuskan untuk mengembangkan kebun yang diberi nama Fargos Farm itu.
Titi memanfaatkan lahan seluas 200 meter persegi milik keluarganya di Kalisuren, Parung, Bogor. Udara, cuaca, dan kualitas air di daerah tersebut bagus sehingga cocok untuk pengembangan kebun hidroponik. Ada beberapa jenis sayuran yang ditanam, yaitu selada, kangkung, bayam, pakcoy, kale, dan sayuran lainnya.
BACA JUGA:Lemon California: Buahnya Besar Tanamnya Pun Mudah
Fargos Farm pun terus berkembang. Selain bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya, hasil panen dari kebun dijual ke restoran dan masyarakat umum. ”Niatnya hidup sehat dan juga bisa menyehatkan orang banyak. Jadi, inginnya jadi bisnis sampingan yang mengandung nilai kebaikan bagi orang banyak. Ada semangat ibadah juga di dalamnya,” tutur dia.
Titi dan suaminya berbagi tugas dalam pengelolaan kebun. Dia mengurusi media sosial Fargos Farm dan promosi. Sedangkan suaminya fokus mengurusi teknis pengelolaan kebun. Untuk instalasi dan pengawasan, pihaknya memanfaatkan tenaga warga di dekat kebun.
”Jadi, warga itu yang mengawasi kebun sehari-hari. Kadang-kadang juga antar pesanan,” paparnya. Titi berusaha terus mengembangkan Fargos Farm dan berencana membuat edufarm dan kafe di daerah Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. (jpc/nca)