DPRD Lampung Mengadu ke DPR RI

Rabu 05 Feb 2025 - 20:48 WIB
Reporter : Jeni Pratika Surya
Editor : Yuda Pranata

Dua perusahaan pertama yang di geruduk ribuan petani yakni PT Sari Agro Manunggal dan Sinar Laut. Setelah melakukan aksi di dua perusahaan tersebut, para petani singkong melanjutkan aksi ke PT BSSW.

Di lokasi terakhir tersebut, sempat terjadi kegaduhan karena massa memaksa untuk masuk ke dalam lingkungan perusahaan. Ribuan massa tersebut memaksa masuk karena negosiasi perwakilan mereka dengan perusahaan dirasa terlalu lama.

Karena dirasa terlalu lama dan tidak tahan menunggu, massa akhirnya memaksa masuk ke lingkungan perusahaan.

Akibatnya, pintu gerbang perusahaan tersebut rusak dan massa petani singkong akhirnya masuk. Meskipun sempat masuk ke areal perusahaan, mereka ditahan oleh aparat kepolisian di areal tersebut agar tidak semakin masuk.

Koordinator aksi kemudian meminta para petani untuk sabar dan tenang sembari menunggu hasil kesepakatan antara perwakilan petani singkong dengan perusahaan.

Koordinator aksi, Kadek Tike, mengatakan demo tersebut dilakukan oleh para petani singkong dari Kabupaten Mesuji, Tulangbawang dan Tulangbawang Barat. "Untuk jumlahnya diperkirakan sekitar 2.500 sampai 3.000 orang dari tiga kabupaten," katanya.

Kadek Tike dalam orasinya menyampaikan perusahaan tersebut diduga menjadi salah satu penyebab harga singkong hancur.

Menurutnya, hal tersebut karena PT BW merupakan perusahaan singkong terbesar di Lampung. Selain itu, perusahaan tersebut diduga juga ikut dalam kebijakan impor singkong di Indonesia yang menyebabkan harga singkong di Lampung turun.

Sementara itu, Sekretaris Persatuan Petani Ubi Kayu Indonesia (PPUKI) Tulang Bawang, Risko Mustaqim, mengatakan bahwa aksi ini dilakukan untuk menuntut harga singkong sesuai kesepakatan.

Dijelaskannya, berdasarkan hasil kesepakatan antara Pj. Gubernur Lampung Samsudin, pihak perusahaan dan petani pada tanggal 23 Desember 2024 lalu tidak diindahkan oleh perusahaan.

Para petani, lanjutnya, merasa kecewa karena ketetapan harga tersebut tidak diikuti oleh perusahaan sebagaimana mestinya.

Risko mengungkapkan bahwa sampai sekarang harga komoditas singkong di perusahaan tidak sesuai dengan hasil kesepakatan. Dilanjutkannya, harga singkong yang diterima perusahaan cukup fluktuatif. Dia mencontohkan, ada perusahaan yang menerima singkong diangka Rp1.100 per kilogram dengan potongan 15 sampai 18 persen.

Selain itu, ada juga yang menetapkan harga sebesar Rp1.300 sampai Rp1.400 per kilogramnya. Namun potongannya diangka 35 sampai 38 persen. Padahal, terangnya, berdasarkan Surat Ketetapan Bersama (SKB) harga singkong sudah ditetapkan diangka Rp1.400 per kilogramnya dengan potong maksimal 15 persen.

Seusai aksi di Tulangbawang, massa dari petani singkong melanjutkan aksi ke perusahaan yang ada di Indraloka, Kabupaten Tulangbawang Barat.

Demo juga dilakukan petani singkong di Lampung Timur. Ratusan kendaraan truk maupun pribadi, tepatnya di depan pabrik pengolahan singkong di Desa Muara Jaya, Kecamatan Sukadana, Lampung Timur.

Akibat demo itu menimbulkan kemacetan pada Kamis (23/1) siang. Akibat aksi massa yang berkumpul di tengah jalan itu, jalur kendaraan dari arah Jalintim Kecamatan Waybungur maupun sebaliknya dari arah Kecamatan Labuhanratu lumpuh tak bergerak belasan kilometer.  

Tags :
Kategori :

Terkait