Kenaikan LPG 3 Kg Tantangan UMKM

Kamis 09 Jan 2025 - 22:45 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Abdul Karim

BANDARLAMPUNG – Harga eceran tertinggi (HET) liquefied petroleum gas (LPG) tabung 3 kilogram naik dari Rp18.000 menjadi Rp20.000 membuat para pedagang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pasrah. Salah satunya Mujiyono, pedagang UMKM di Jalan Teuku Cik Ditiro, Beringinraya, Kemiling, Bandarlampung, yang sudah menjalankan usaha warung nasi dan prasmanan sejak 2012. 

Mujiyono sendiri sehari-harinya mengoperasikan warung makan menggunakan gas melon hingga menghabiskan 25 kilogram gas dalam sehari. Sementara sebelumnya, harga gas 3 kilogram Rp20.000, tetapi kini naik menjadi Rp22.000.

Meski harga terus mengalami kenaikan, Mujiyono menegaskan dirinya tetap berusaha menjaga kelangsungan usahanya. Dia juga menyebutkan hingga saat ini belum memberlakukan kenaikan harga atau pengurangan porsi makanan pada pelanggan. ’’Kenaikan harga LPG 3 kilogram ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha kecil menengah,” tukasnya. 

BACA JUGA:Kembangkan Skill, Ini Pekerjaan Paling Dicari Pasar Global 2025

Sementara, anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi persoalan UMKM, Rycko Menoza S.Z.P., menegaskan pentingnya langkah-langkah pendukung agar pelaku UMKM mampu bertahan dan berkembang. Ia meminta pemerintah memastikan kenaikan ini tidak menambah beban UMKM.

’’Agar UMKM tidak terdampak secara signifikan, pemerintah harus memberikan pelatihan yang relevan dan melibatkan mereka dalam berbagai program daerah. Langkah ini sekaligus dapat memperkenalkan produk-produk asli Lampung ke pasar yang lebih luas," ujarnya, Kamis (9/1).

Rycko menilai kenaikan HET LPG sebagai persoalan klasik yang terus berulang akibat tingginya beban subsidi pemerintah. ’’Kenaikan harga ini terjadi karena penyesuaian terhadap beban subsidi yang sangat besar. Namun, saya berharap dampaknya tidak memberatkan masyarakat, terutama pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah," jelasnya.

Ia menambahkan UMKM memiliki peranan strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama selama masa pandemi Covid-19.  "Ketika pandemi Covid-19 melanda, UMKM terbukti menjadi sektor yang paling bertahan dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian. Kita berharap, dalam situasi ekonomi yang sulit seperti sekarang, UMKM tetap bisa bertahan tanpa terganggu oleh kenaikan harga ini," tutur Rycko.

Rycko juga mengingatkan bahwa pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan pendukung yang konkret agar UMKM dapat menyesuaikan diri dengan perubahan harga ini.  "Dukungan berupa subsidi tambahan, kredit usaha dengan bunga rendah, dan pelatihan kewirausahaan sangat penting untuk memastikan kelangsungan usaha UMKM di tengah perubahan harga LPG ini," tambahnya.

Ia berharap dengan langkah-langkah tersebut, UMKM dapat terus berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah dan nasional, serta menjaga keberlangsungan usahanya di tengah tantangan ekonomi yang ada.

Sementara, Pj Gubernur Samsudin menyebut ada beberapa pertimbangan kenaikan harga HET LPG 3 kg di Provinsi Lampung. Menurutnya perlu ada penyelarasan HET LPG 3 kg di Lampung. Di mana, kondisi riil di lapangan harga LPG sudah di atas Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per tabung. ”Sehingga perlu penertiban pangkalan LPG 3 kg agar penyaluran ke masyarakat sesuai HET dan tepat sasaran. Juga mengurangi margin hanya maksimal 10 persen ke pengecer/warung agar masyarakat membelinya hanya di pangkalan," ujar Samsudin, Kamis (9/1). (sas/jen/pip/c1/rim)

 

Kategori :