Diberitakan sebelumnya, Konflik antara manusia dan satwa liar kembali terjadi di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat (Lambar).
Setelah warga berhadapan dengan ancaman harimau, kini giliran gajah liar yang merusak rumah warga. Terbaru terjadi pada Selasa (29/10) dini hari.
Ya, gajah liar merusak rumah milik Komarudin yang berada di Pemangku Margomulyo, Pekon Tuguratu, Suoh.
Herlin, Peratin Tuguratu, mengatakan rumah Komarudin berada di kawasan hutan lindung KPHL (Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung) Kotaagung Utara.
’’Gajah liar merusak dinding dan dapur rumah Komarudin, serta menaburkan beberapa karung kopi. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 04.00 WIB,” ungkap Herlin.
Dia menambahkan tanda-tanda keberadaan gajah sudah terdengar sekitar pukul 00.00 WIB. ’’Warga pun segera mengadakan ronda hingga pukul 05.00 WIB. Namun nahas sekitar pukul 04.00 WIB, gajah liar tersebut diketahui telah merusak rumah Komarudin," ucapnya.
Sementara, Pembina Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS Sugeng Hari Kinaryo Adi menyatakan bahwa intensitas kawanan gajah liar yang masuk permukiman warga semakin tinggi dalam sebulan terakhir.
’’Awalnya, kawanan ini merusak tanaman di wilayah Blok 1 Pekon Sumberagung. Kemudian bergerak ke Pungkalan Barat dan akhirnya ke Pekon Tuguratu yang hanya berjarak 50 meter dari permukiman warga," jelas Sugeng.
Dia mengimbau warga di Kecamatan Suoh dan BNS agar tetap waspada dan rutin melakukan ronda untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada rumah dan tanaman warga.
’’Kami harap warga terus berhati-hati dan meningkatkan patroli keamanan untuk mengurangi risiko kerusakan akibat gajah liar," pesannya.
Upaya Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) untuk menangkap harimau belum membuahkan hasil.
Di mana, BB-TNBBS memperkirakan bahwa harimau sumatera (panthera tigris sondaica) yang menyerang Karim Yulianto (46), warga Pemangku Kalibata, Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh, Lampung Barat, hingga tewas dengan kondisi mengenaskan pada Sabtu (21/9) malam adalah harimau dewasa.
Kepala Bidang (Kabid) TNBBS Wilayah II Liwa, San Andre Jatmiko, S.Hut., M.M., menjelaskan bahwa berdasarkan identifikasi sementara, harimau yang menyerang Karim lebih besar dibandingkan dengan harimau yang ditangkap oleh petugas, Rabu 22 Mei 2024, yang sebelumnya memangsa warga Pekon Tembelang, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS).
“Tim di lapangan kesulitan mengidentifikasi harimau tersebut karena saat evakuasi korban dilakukan pada malam hari. Banyak jejak kaki yang diduga milik harimau sudah hancur. Namun, perkiraan kami, harimau ini lebih besar dari yang dievakuasi sebelumnya,” ungkap San Andre Jatmiko.
Saat ini, sambungnya, tim di lapangan terus berupaya melakukan identifikasi dan evakuasi harimau tersebut.