Posisi kepala sama pentingnya dengan postur tubuh, dan ini tercermin dalam banyak ungkapan sehari-hari. Misalnya, mengangkat kepala tinggi melambangkan kebanggaan dan tekad, sementara menunduk menunjukkan kerendahan atau keputusasaan.
Kepala yang tegak juga memengaruhi kefasihan berbicara secara fisiologis. Selain itu, leher yang tegang dapat menghambat aliran kata-kata, membuat kamu menjadi kesulitan untuk berbicara secara jelas.
3. Fokuslah pada lawan bicara
Kefasihan akan terasa berarti hanya jika orang-orang benar-benar mendengarkanmu. Mereka tidak akan memperhatikan apabila pikiranmu melayang atau jika matamu terus bergerak ke sana kemari. Berbicara dengan lancar tanpa memberi perhatian justru sama dengan berpidato tanpa makna.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni hindari menatap ke samping karena itu dapat memberi kesan ketidakjujuran. Jika kamu perlu melihat catatan, lakukan dengan menundukkan mata tanpa menggerakkan kepala.
4. Berbicaralah dengan volume yang cukup agar terdengar jelas
Untuk berbicara dengan fasih, pastikan suaramu cukup keras supaya orang yang jauh bisa mendengar, tetapi tidak terlalu keras hingga mengganggu orang di dekatmu. Apabila kamu ragu, tanyakan pada seseorang di belakang apakah mereka bisa mendengarmu.
Sesuaikan volume suaramu berdasarkan respons audiens, tetapi hindari berteriak karena itu justru akan mengurangi kesan kefasihan dalam berbicara. Apabila diperlukan, gunakan mikrofon supaya suaramu lebih terdengar jelas, atau mintalah lawan bicara untuk mendekat agar komunikasi berjalan lancar tanpa harus mengangkat suara secara berlebihan.