Sopir Rela Menginap di SPBU demi Solar

ANTRE: Sejumlah truk-truk mengantre solar di SPBU yang berada di Bandarlampung, Senin (10/11)). --FOTO SINTIA MAHARANI

BANDARLAMPUNG - Kelangkaan bahan bakar minyak  (BBM) jenis solar mengakibatkan terjadinya antrean panjang di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Bandarlampung. Bahkan, sopir truk rela menginap di SPBU demi mendapatkan solar. 

Glam Arman (25), sopir truk, mengaku sudah antre solar di SPBU Pertamina 24.351.93 di Jl. Z.A. Pagar Alam, Rajabasa, sejak pukul 08.00 WIB. Dia hendak pergi bekerja menuju Martapura, Sumatera Selatan, dan mengisi sekitar 90 liter solar. Namun sampai pukul 11.00 WIB, ia belum kunjung usai mengantre. 

"Banyak mobil-mobil mengisi solar, saya juga sudah ke SPBU dekat Polinela, di sana malah antriannya lebih panjang," kata Arman, kepada Radar Lampung, saat ditemui di SPBU Rajabasa, (10/11).

Terpisah, Ramadhan (39) sopir lain, merasa resah terhadap kondisi antrean di SPBU 23.351.01-Bypass, Rajabasa, bahkan ia sudah menginap demi mendapatkan solar. "Resah mba, waktu saya terbuang. Antre dari tadi malam saya di sini, pukul 22.00 WIB," ujarnya.

Ia mengaku, selama semalaman  hanya menunggu antrean di SPBU tersebut. Rencananya Ia ingin mengisi 200 liter solar. Namun, waktunya banyak terbuang sebab stok solar di SPBU tersebut habis dan baru bisa beroperasi lagi di pagi hari.

Dedi Yusman (35) sopir lain yang ditemui sedang mengantre di SPBU Pertamina 24.351.30 di Jalan Soekarno-Hatta, Labuhanratu sudah mengantre sejak pukul 09.30 WIB.  Ia hendak mengisi solar 198 liter. Ditemui di lokasi, Euis salah satu petugas SPBU 24.351.30  mengatakan, antrean ini dibuka sejak pukul 06.00 WIB hingga sehabisnya stok solar. 

Fitri (40) selaku pedagang warung nasi di sekitar SPBU Soekarno-Hatta, Labuhan Ratu kesal lantaran usahanya terkena dampak dari adanya mobil-mobil truk yang mengantre solar. Oleh sebab itu, ia berinisiatif untuk memasang plang peringatan agar truk itu tidak parkir di depan warung nasi miliknya.

"Dampaknya pelanggan saya jadi banyak yang lari. Karena warung saya ketutupan, nggak kelihatan. Pelanggan juga mau masuk nggak bisa karena ada truk yang antre solar. Makanya ini saya kasih penghalang di depan," ucapnya.

Fitri mengatakan sopir-sopir tersebut rela menginap dari malam hari demi mendapatkan solar. 

"Mereka (sopir) kalau sudah antre mobilnya mepet banget, gimana orang mau masuk ke warung. Mereka ini kalau sore solar habis bisa menginap sampai pagi," tambahnya. (*)  

 

Tag
Share