LIMA tahun hidup bersama membuat bonding Precia Angeline dan Cing Cing terjalin erat. Precia sudah hafal betul gerak-gerik dan bahasa tubuh kelinci peliharaan pertamanya itu.
Memelihara hewan kelinci artinya harus siap untuk menjadi peka. Karena, tingkah kelinci tidak seekspresif kucing maupun anjing. Bahasa tubuhnya minim sekali. Kelinci baru mengeluarkan suara ketika pada saat emosional.
”Misalnya pas ngambek karena lagi pengin menyendiri tapi aku ganggu, Cing Cing membelakangi aku terus kasih bombastic side eyes sambil mengentakkan kaki belakangnya seperti menendang udara. Itu ekspresi ia marah, jengkel, dan terganggu,” kata Precia Angeline.
Tetapi ketika mode manja, Cing Cing akan mendekatinya sambil menempelkan badan dan menjilat-jilat tangan atau kaki Precia. Apalagi bila Cing Cing sudah menundukkan kepalanya di lantai dan duduk diam menunggu. Itu tandanya ia sedang ingin dielus.
BACA JUGA:Berkenalan dengan Bobby Kertanegara, Kucing Kesayangan Prabowo
”Nah kalau dia melihat kemanapun aku melangkah sambil kaki belakangnya ditekuk, telinga menghadap ke arahku, dan hidung bergoyang kencang, itu ia berharap dipanggil mendekat,” jelas perempuan asal Surabaya itu.
Untuk sampai pada tahap mengerti bahasa tubuh kelinci, Precia menghabiskan waktu dan perhatian yang ekstra sejak awal memiliki kelinci New Zealand warna broken itu merupakan hadiah pemberian. ”Dari kecil Cing Cing nggak pernah dikandangin. Di rumah, ia bebas mau di luar atau di dalam. Beberapa mungkin khawatir kalau buang air sembarangan, tapi itu bisa dilatih kok,” sambung Precia.
Kemampuan memahami bahasa tubuh kelinci juga cukup membantu Precia dalam mendisiplinkan Cing Cing dan mencegahnya buang air sembarangan. Secara alami, kelinci hanya akan buang air di satu tempat yang ada aroma bekas kencingnya sendiri.
BACA JUGA:Trend Guppy Pond Perpaduan Memelihara Ikan dan Tanaman Dalam Satu Wadah
Precia rajin mengingatkan Cing Cing saat hendak buang air. ”Ada jam tertentu, misal jam 2 dan jam 6 sore ia selalu pipis jadi aku tungguin,” beber Precia. Pernah suatu ketika ia lupa tidak membawa kotak pipis si kelinci saat bepergian. Cing Cing panik. ”Ia muterin mobil dari kursi depan sampai bagasi bolak-balik nunjukin gestur kalau punya permintaan mendesak,” tutur Precia.
Precia memang sesekali membawa Cing Cing beraktivitas di luar untuk olahraga. Bila di rumah, Cing Cing kurang aktif bergerak. Ketika di taman banyak anak kecil mengajaknya main, Cing Cing pun senang loncat-loncat.
Tiap beberapa meter ia berhenti dan menengok ke belakang memastikan keberadaan Precia. ”Tapi sebenarnya Cing Cing itu kurang suka keramaian jadi aku batasin waktunya di luar biar nggak capek juga,” sambungnya.
Itu kenapa Cing Cing lebih tenang dekat Precia. Sebab, pawrent-nya itu juga jarang bicara dan tidak berisik. Keduanya lebih senang menghabiskan waktu dengan tidur bersama. ”Love language Cing Cing physical touch. Sukanya tidur sambil aku elus. Sesekali bangun trus jilatin nunjukin rasa sayangnya, habis itu tidur lagi, gemesin pokoknya,” tandasnya. (jpc/nca)