Kepala Wilayah Sumatera dan Kalimantan IAMI Danu Kusuma Putra menjelaskan bahwa kelangkaan solar dan penggunaan solar eceran yang kualitasnya tidak terjamin dapat merugikan pelaku usaha, khususnya di sektor logistik dan transportasi. ’’Walaupun truk Isuzu dapat mengonsumsi BBM jenis solar B30 hingga B40, penggunaan solar eceran yang campurannya tidak diketahui tetap berisiko,” jelasnya.
Layanan purnajual Isuzu di Sumatera dan Kalimantan tetap mempertahankan performa yang kuat, dengan market share Isuzu Traga di Sumatera mencapai 43,87% dan di Kalimantan 51,3%. Truk ELF Isuzu meraih 18,08% di Sumatera dan 14,7% di Kalimantan. Sementara Giga memperoleh market share 7,43% di Sumatera dan 7,9% di Kalimantan. Banyak pengusaha yang mengandalkan Isuzu untuk operasional truk mereka, seperti Tatang, pemilik CV Barito Parahyangan, yang mengakui kualitas kendaraan dan layanan purnajual Isuzu.
’’Produk Isuzu sangat andal dan layanan purnajualnya sangat memuaskan. Ketersediaan sparepart cepat. Bahkan jika bengkel tutup, mekanik siap membantu kapan saja,” ujar Tatang yang menjalankan bisnis angkutan material tambang.
CEO BSA Logistics Thomas Wenas juga mengungkapkan hal yang sama. Thomas mengapresiasi layanan servis dan ketersediaan suku cadang Isuzu yang sangat cepat. “Kami sangat terbantu dengan layanan mechanic on site yang memastikan kendaraan kami tetap beroperasi dengan optimal,” kata Thomas yang mengoperasikan puluhan truk Isuzu dalam bisnis logistiknya.
Dengan terus mengedepankan layanan purnajual yang responsif dan komprehensif, Isuzu semakin mengukuhkan posisinya sebagai pilihan utama di pasar kendaraan komersial Indonesia. (rls/c1)