"Dan menertibkan pedagang-pedagang ýang tidak berpikir tentang kesehatan makanan itu, karena anak-anak tidak bisa memilih mana makanan ýang bagus kalau bukan gurunya atau dari Pemkot Bandarlampung ýang mengatisipasinya. Itu saya minta lakukan pencegahan lebih dini," imbuhnya.
Sementara itu, Pjs Walikota Bandar Lampung Budhi Darmawan menanggapi hal ini adalah pelajaran untuk tidak diulangi kedepan.
Selain itu dirinya menyebut pihaknya belum mendapatkan informasi bagaimana hasil pemeriksaan dari makanan letiaw ýang diduga membuat para siswa keracunan.
"Kepala Dinas Kesehatan sudah memberikan laporan kepada saya, bahwa memang diduga dari kantin sekolah. Dari Pihak kepolisian juga telah melakukan penyelidikan, jadi kalau memang itu asalnya dari makanan itu sementara sudah kita larang," ujarnya.
Dirinya juga mengimbau sekolah untuk lebih selektif dalam memberikan ijin kepada masyarakat ýang menjaga kantin sekolah dalam menjual panganan untuk anak-anak.
"Kita juga minta sekolah utama di dalam kantin-kantin itu lebih selektif dalam menjual makanan, apalagi anak-anaknya ga ngerti kalau yang satu beli pengen ikutan beli juga buktinya belasan orang, jadi kita harapkan sekolah lebih hati-hati memberikan ijin didalam di luar juga sama," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 12 orang anak SDN 1 Durian Payung Bandarlampung terpaksa dilarikan ke RSU A Dadi Tjokrodipo karena diduga mengalami kracunan jajanan di Kantin sekolah, Selasa, 22 Oktober 2024.
Ya, berdasarkan informasi dihimpun radarlampung.co.id, peristiwa tersebut terjadi pukul 09:00 WIB dimana keracunan menimpa 12 siswa kelas 6 SD tersebut.
Berdasarkan pantauan radarlampung di Rumah Sakit A Dadi Tjokrodipo, terlihat tinggal empat orang anak ýang tengah menjalani observasi di IGD RSU A Dadi Tjokrodipo sedangkan sisanya sudah menjalani perawatan di ruangan, terlihat juga beberapa Anggota Kepolisian Polresta Bandarlampung, Guru setempat dan juga pihak Dinas Pendidikan Kota setempat.
Salah satu ibu korban Afiqa, Yeyet (36) warga Durian Payung mengatakan jika dirinya mendapatkan kabar dari guru sekolah sekitar pukul 09:00 WIB, dimana anaknya dilaporkan mengalami muntah-muntah.
"Saya lagi ngelayani banyak orang tadi kan saya pedagang soto, terus ada guru ýang nyamperin katanya si Fiqa keracunan makanan. Yaudah langsung saya tinggal terus ke Rumah Sakit," katanya.
Menurut keterangan sang anak Afiqa, dirinya mengalami sakit perut ýang luar biasa hingga muntah-muntah sesaat memakan jajanan ala Korea ýang bentuknya seperti karet panjang ýang dibeliya di kantin sekolah.
"Entah apa itu namanya, katanya makanan Korea harganya Rp 2ribuan. Begitu makan perutnya sakit terus muntah, sampai lemes dibawa kesini, sekarang masih di observasi disini," ungkapnya.
Meski begitu, kata dia kondisi sang anak kini sudah membaik walaupun masih terlihat lemas.
Saat ditanya kemana Kepala Sekolah ýang bersangkutan? Yeyet menjawab masih berada di sekolah lantaran masih ada pemeriksaan dari Kepolisian setempat.
Sementara itu, Plt Kepada Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung Desti Mega Putri menyebut pihaknya masih menunggu hasil uji sample makanan tersebut, sehingga baru bisa dikatakan keracunan atau tidak.