BANDARLAMPUNG - Dalam rangka menyambut Hari Ibu, Persatuan Istri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PIISEI) Provinsi Lampung bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengggelar Seminar Literasi Keuangan bagi Para Ibu bertemakan Literasi Keuangan dalam Mengelola Keuangan Rumah Tangga dengan Cerdas. Kegiatan yang dikemas dalam program Gencarkan (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan) ini berlangsung di Ballroom Radisson Hotel Lampung, Kamis (24/10).
Kegiatan ini dihadiri Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, S.T., D.E.A., I.P.M., ASEAN.Eng. Prof. Lusmeilia menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan PIISEI Lampung ini. "Kegiatan hari ini mengenai literasi keuangan bagi para ibu. Sebagai perempuan kan harus bisa mengatur keuangan kita sendiri maupun keuangan keluarga," jelas Prof. Lusmeilia.
BACA JUGA:Ada Beberapa Poin Perubahan Permenristekdikti No. 55/2024
Di Unila, kata Prof. Lusmeilia, ada beberapa kegiatan perempuan. ’’Dalam hal ini kegiatan ibu-ibu dharma wanita karyawan dan dosen untuk bagaimana me-manage keuangan dengan baik. Dengan uang yang ada, penghasilan yang ada bisa menghidupi atau mencukupi kebutuhan keluarga," ungkapnya
Sementara Ketua PIISE Lampung Prof. Dr. Marselina, S.E., M.P.M., P.I.A. mengatakan, pentingnya literasi keuangan dalam keluarga erat kaitannya untuk meningkatkan perekonomian keluarga. ’’PIISEI Lampung selalu berupaya memberikan bentuk konkret yang bermanfaat bagi masyarakat. ’Seperti pembinaan UMKM untuk kalangan generasi muda pada 2023. PIISEI Lampung mengandeng pelaku usaha digital atau startup mayoritas mahasiswa. PIISE Lampung membantu mahasiswa untuk startup mereka untuk didaftarkan NIB (nomor induk berusaha) dan analisis. Ini karena mahasiswa belum terlalu fokus menekuni pengembangan usaha startup-nya. Hanya belasan mahasiswa konsen dalam usaha startup, jadi yang telah bersertifikat," jelas Prof. Marselina.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila ini juga mengatakan, PIISEI Lampung telah melakukan pembinaan pengajuan kredit usaha untuk mahasiswa, termasuk mahasiswa Unila. ’’Di mana, mahasiswa Unila dari fakultas apa pun juga bisa mengajukan bantuan modal usaha atau bantuan kredit usaha. Kami di PIISEI Lampung ini bisa menjadi jaminan untuk kredit usaha untuk mahasiswa Unila. Namun, harus kami seleksi benar-benar. Misalnya, saya membawa dua mahasiswa Unila untuk pengajuan kredit. Ketika mereka macet, saya jadinya membayar cicilan. Karena itu harus diseleksi benar pengajuan kredit untuk mahasiswa Unila," ucap Prof. Marselina.
Tidak hanya itu. Kegiatan hari ini, kata Prof. Marselina, juga dalam rangka menyambut Hari Ibu. ’’Kita mencoba mengadakan kegiatan berbarengan dengan Hari Inklusi Keuangan. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari OJK Lampung dalam program Gencarkan. Ini karena tema yang kami bangun adalah mengelola keuangan oleh ibu-ibu cerdas,’’ ujarnya.
Prof. Marselina mengatakan, program PIISE Lampung sejak 2017 juga meningkatkan pemberdayaan wanita. ’’Terutama konsentrasi pemberdayaan UMKM, bantuan anak-anak asuh dari UMKM itu, dan sosial lainnya. Hari ini bisa dilihat beberapa binaan PIISEI Lampung juga sudah menggunakan layanan cashless seperti QRIS. Ini karena Indonesia juga menggencarkan program agar usaha di Indonesia menggunakan pembayaran sistem cashless," kata Prof. Marselina.
Prof. Marselina juga mengatakan para orang tua muda, terutama usia 30 tahun ke atas, sudah mulai berupaya meningkatkan keuangan dengan cara melakukan pemberdayaan kemandirian. ’’Misalnya, berwirausaha di bidang UMKM serta investasi tabungan dan emas. Sehingga masa tua kita bahagia tanpa bergantung pada anak-anak kita sudah mulai dewasa untuk kehidupan masing-masing," ucap Prof. Marselina.
Apalagi, kata Prof. Marselina, saat ini PIISEI Lampung mengundang beberapa narasumber yang salah satunya Permodalan Nasional Mandiri (PNM), BRI, dan lainnya. "Ibu- ibu pelaku usaha bisa mendapatkan wawasan mengenai proses pembiayaaan," jelasnya.
Prof. Marselina menyampaikan, kegiatan Gencarkan ini dalam rangka mengajak para ibu agar mampu mengelola keuangan dengan baik dan tidak membebani anak-anaknya sehingga tidak menjadi generasi sandwich.
"Kita mandiri dan harus merdeka finansial. Tanamkan dalam diri kita, jangan membebani anak! Kita cari celah bagaimana mengelola keuangan. Stigma bahwa ibu iuran boros harus kita hilangkan. Ternyata ibu itu membanggakan mampu mengelola uang dengan baik," jelas Prof. Marselina.
Sementara Kepala OJK Lampung Otto Fitriandy mengapresiasi kegiatan ini karena sebagai bentuk kolaborasi sinergi luar biasa antara pemerintah, masyarakat, organisasi masyarakat, dan sektor lainnya bisa dilakukan secara berkesinambungan.
’’Apalagi seorang ibu mempunyai peran penting menentukan masa depan generasi kita. Literasi dan inklusi keuangan menjadi salah satu faktor penentu masa depan generasi muda," jelas Otto.
Menurut Otto, dengan para ibu memahami pengelolaan keuangan yang baik diharapkan masa depan anak-anak muda generasi penerus ke depannya tidak terjebak menjadi generasi sandwich berikutnya. ’’Ibu-ibu memiliki peran yang sangat penting agar generasi masa depan tidak menjadi generasi sandwich,” ujar Otto.